Ternyata Ini Alasan Penderita Kanker Tidak Berani Lakukan Deteksi Dini

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan data terkait kasus kanker.
Dia mengatakan data Globocan 2020 menunjukkan bahwa kasus kanker yang paling tinggi di Indonesia ialah payudara dan leher rahim.
"Kanker payudara pada tahun 2020, data menunjukkan 65.858 (kasus, red) dan kanker leher rahim 36.633," kata Maxi dalam keterangannya, Kamis (3/2).
Menurut dia, kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia, yakni berkisar 100 juta kematian per tahun.
Untuk itu, Maxi meminta seluruh fasilitas kesehatan untuk meningkatkan layanan deteksi dini bagi pasien penderita kanker.
"Pencegahan harus dilakukan di awal dengan melakukan deteksi dini. Kemudian, melakukan pencegahan dengan mengilangkan faktor risiko," ujar Maxi.
Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Elvieda Sariwati mengatakan aspek budaya dan pembiayaan masih menjadi tantangan dalam menangani kanker di Indonesia.
"Masih ada tantangan yang harus dihadapi, yaitu kepedulian masyarakat bahwa kurangnya pengetahuan, perasaan takut, bahkan malu untuk melakukan pemeriksaan," tutur Elvieda.
Dengan skrining dan deteksi dini, kanker payudara maupun leher rahim dapat disembuhkan.
- 4 Khasiat Air Kunyit Campur Lemon, Bikin Kanker Ogah Menyerang
- Etana Hadirkan Dua Terapi Kanker Inovatif di Indonesia
- 4 Manfaat Semangka Campur Madu, Kanker Bakalan Ogah Mendekat
- Kemenag: Fakultas Kedokteran UIN Walisongo Lahirkan Dokter Muslim Ahli Stem Cell
- Kemenkes Hentikan Kegiatan PPDS Anestesi di RS Hasan Sadikin
- Komisi IX Bakal Panggil Kemenkes dan Dekan Kedokteran UNPAD Buntut PPDS Pemerkosa Pendamping Pasien