Ternyata Ini Alasan Pengembang Bergeser ke Perumahan Bersubsidi
jpnn.com, JAKARTA - Tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19 membuat banyak pengembang bergeser ke perumahan bersubsidi.
Sebab, permintaan pasar pada unit hunian rumah bersubsidi masih tetap berdenyut meskipun tekanan ekonomi cukup kuat akibat ketidakpastian pandemi.
Hal itu terungkap dalam diskusi bertajuk “Merumahi Rakyat, Membangun Solusi Bagi Masalah Multidimensional Bangsa” yang diselenggarakan Paramadina Public Policy Institute (PPPI) bekerja sama dengan Bank BTN pada Selasa (14/12/2021).
Chief economist Bank BTN Winang Budoyo menyatakan pengembangan perumahan di segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) menjadi sektor prospektif.
Menurut Winang, hal itu tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga memfasilitasi masyarakat yang hampir terkategori kelas menengah (aspiring middle class) untuk bisa naik kelas menjadi kelas menengah (middle class).
“Di tengah pandemi banyak pengembang memperkuat sektor perumahan bersubsidi, mengingat permintaan pasar yang terjaga. Di sini, Bank BTN terus berusaha menjadi kontributor utama dan pendorong program perumahan nasional, terutama pada pembiayaan perumahan di segmen MBR,” kata Winang
Oleh karena itu, lanjut Winang, Bank TBN melakukan sejumlah terobosan dengan bermitra sekitar 5.000 pengembang untuk menciptakan hunian subsidi.
Saat ini, kata dia, setidaknya ada 4,9 Juta Unit Rumah telah direalisasikan Bank BTN sejak KPR pertama kali diluncurkan.
Situasi pandemi Covid-19 dan adanya permintaan pasar berdampak pada pengembang bergeser ke perumahan bersubsidi.
- Sepanjang 2024, BTN Salurkan Rp4,14 Miliar untuk Pembangunan & Renovasi Rumah Ibadah
- Dorong Pertumbuhan Ekosistem Perumahan, BTN & Mandiri Capital Indonesia Jalin Kerja Sama Investasi
- Lewat AI BTN Tingkatkan Kualitas SDM
- Hunian Idaman, Avana Residence Gelar Acara Serah Terima Massal
- Qatar dan Abu Dhabi Bakal Gelontorkan Duit untuk Indonesia, Ada Apa?
- Ini Pemenang PropertyGuru Asia Property Awards Grand Final ke-19