Ternyata Ini Kasus yang Menjerat Gubernur Sultra
jpnn.com - JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mentapkan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam jadi tersangka. Ia disangka menyalahgunakan kewenangan terkait penerbitan izin pertambangan.
Yakni, Surat Keputusan Persetujuan Pencadangan Wilayah Pertambangan, Persetujuan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi dan SK Persetujuan Peningkatan IUP Eksplorasi Menjadi IUP Operasi Produksi.
Izin itu diberikan kepada PT Anugerah Harismah Barakah selaku perusahaan yang melakukan penambangan nikel di Kabupaten Buton dan Bombana, Sulawesi Tenggara.
"Tersangka NA diduga melakukan perbuatan melawan hukum dan menyalahgunakan wewenang untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di kantor KPK, Selasa (23/8).
Syarif menegaskan, SK yang dikeluarkan Nur Alam diduga tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Nur Alam dijerat pasal 2 ayat 1 atau pasal 3 Undang-undang Pemberantasan Korupsi juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Syarif mengatakan, ini bukan kasus yang terbongkar dari operasi tangkap tangan. Melainkan dari penyelidikan yang sudah dibangun sejak lama. Menurut Syarif, KPK sangat fokus pada penyidikan kasus yang berhubungan dengan sumber daya alam.
"Itu salah satu fokus KPK karena kalau melihat sumber keuangan selain pajak paling banyak sektor SDA," ujarnya. "KPK sangat berikan perhatian khusus kepada SDA ini."(boy/jpnn)
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mentapkan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam jadi tersangka. Ia disangka menyalahgunakan kewenangan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan