Ternyata Ini Penyebab Pemerintah Masih Bimbang Buka Keran Mudik 100%

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo pada 23 Maret lalu menyatakan tahun ini umat Islam bisa kembali menjalankan Salat Tarawih dan Idulfitri berjemaah di masjid.
Syaratnya, tetap menerapkan protokol kesehatan dan telah diperbolehkan untuk mudik Lebaran.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Ramadan menjadi bulan ibadah istimewa, sekaligus momentum untuk terus menekan angka kasus Covid-19, serta memacu peningkatan ekonomi.
"Tentunya, jika aturan ibadah Ramadan dan pelaksanaan mudik dipersiapkan dengan baik,” ungkap Menko Muhadjir di Jakarta, Senin (28/3).
Muhadjir mengatakan sesuai survei Kementerian Perhubungan, kebijakan penghapusan aturan tes antigen/PCR dalam bepergian berpotensi terhadap peningkatan arus mudik Lebaran yang cukup tinggi, yakni hingga 55 juta pelaku perjalanan.
Sementara, jika tanpa syarat atau cukup dengan vaksin dosis kedua, diperkirakan akan ada 79 juta warga yang melakukan perjalanan mudik.
Kalau ada kemudahan lain, kata Menko Muhadjir, misalnya ada mudik bersama, peluangnya mendekati 100 juta (pemudik).
Itu sebabnya, pemerintah betul-betul menyiapkan ibadah Ramadan dengan baik agar kelambatan ekonomi selama pandemi bisa ditebus pada masa Lebaran ini.
Pemerintah masih bimbang membuka keran mudik 100 persen karena beberapa pertimbangan.
- Layanan inDrive Intercity Catat Lonjakan Pengguna Selama Mudik Lebaran 2025
- Prabowo Utus Jokowi hingga Natalius Pigai Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
- Soal Tuduhan Ijazah Palsu Kepada Jokowi, Pengamat: Kegagalan Memaknai Demokrasi dan Cara Beroposisi yang Sehat
- Sespimmen Menghadap Jokowi, Pengamat Singgung Ketidaktegasan Prabowo Memimpin
- Sespimmen Menghadap ke Solo, Pengamat: Upaya Buat Jokowi Jadi Pusat Perhatian Publik
- Isu Matahari Kembar Diredakan Muzani, Bukan Dasco Apalagi Hasan Nasbi, Tumben