Ternyata Masih Banyak Warga yang Berkeinginan Mudik, Ini Angkanya
jpnn.com, JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mencatat hingga 2 Mei 2020 terdapat 23.405 kendaraan yang diminta kembali ke tempat awal sehubungan dengan kebijakan larangan mudik dalam masa pandemi COVID-19.
"Jadi terdapat 23.405 kendaraan yang diminta kembali karena terindikasi akan melaksanakan mudik," kata Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dalam konferensi pers di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Rabu (6/5).
Ia mengatakan kendaraan-kendaraan yang dipulangkan tersebut meliputi kendaraan pribadi, kendaraan umum dan kendaraan roda dua.
Kepolisian, katanya, menemukan beberapa modus yang digunakan para calon pemudik untuk memanipulasi petugas sehingga mereka lolos ke daerah mereka.
"Namanya pemudik yang mau melakukan pelanggaran itu gimana caranya, gimana upayanya bisa memanipulasi sehingga petugas lain tidak melihat," katanya.
Beberapa modus tersebut antara lain mereka berusaha lolos dari pengawasan dengan melalui jalan arteri atau jalan tikus dan ada juga yang menaiki truk yang dimodifikasi sehingga mengecoh pengawasan petugas.
"Dan ada juga yang beberapa di antaranya tidak disangka masuk ke tempat molen, ada yang masuk ke bagasi dan lain sebagainya," kata dia.
Sementara itu, Polda Metro Jaya juga, katanya, telah mengamankan 15 kendaraan travel yang melakukan kegiatan mudik ilegal, dengan 15 pengemudi dan total 113 penumpang di dalamnya.
Menurut polisi kendaraan-kendaraan yang dipulangkan tersebut meliputi kendaraan pribadi, kendaraan umum dan kendaraan roda dua.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Antusiasme Mudik Gratis Tinggi, Pemprov Jateng Upayakan Tambah Kuota di Idulfitri 2025
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19