Ternyata Nazar Banyak Utang
Kamis, 11 Agustus 2011 – 09:44 WIB
Selain mengungkapkan bahwa Nazar berutang Rp 1,5 miliar, Tridianto juga menolak jika dirinya dikaitkan oleh Nazar sebagai orang yang ikut berperan di dalam pembagian uang ke peserta Kongres II Partai Demokrat di Bandung 2010 lalu untuk pemenangan Anas Urbaningrum. “Di salah satu media nasional, saya juga disebut Nazar sebagai orang yang juga berperan sebagai pengantar uang ke peserta kongres. Saya tegaskan itu tidak benar,” ujarnya.
Tri tidak memungkiri jika dirinya disebut sebagai salah satu tangan kanan Nazar setahun terakhir. “Saya kenal dekat dengan Nazar sejak Maret 2010. Hampir dipastikan, setahun terakhir, sebelum kongres dan hingga kasus Nazar terungkap di media massa, hampir setiap harinya selama 24 jam bersama beliau (Nazar, red),” katanya.
Tetapi, tambahnya, tuduhan sebagai orang yang berperan menyebarkan untuk membagi-bagikan uang saat Kongres Demokrat adalah tidak benar. Saya selaku peserta kongres juga hanya menerima pengganti uang transpor saja. Tidak lebih dari itu,” tukasnya.
Lalu, bagaimana dengan penangkapan Nazar" Apakah Anda senang atau sebaliknya" “Wah saya pribadi senang sekali dia pulang. Yang pertama adalah saya ingin beliau membayar hutangnya ke saya. Kedua, kepulangannya itu bisa membuka tabir gelap mengenai kasus yang melibatkan beliau dan mengungkapkan kebenaran. Dan saya pun siap untuk memberikan keterangan jika diminta,” tandasnya. (dil)
JAKARTA - Sosok Nazaruddin yang disebut-sebut sebagai orang dermawan dan kaya raya nampaknya belum tentu benar. Pasalnya, saat masih menjabat sebagai
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan