Ternyata, Salah Satu Peneliti Vaksin Kanker Serviks Itu Orang Indonesia
Richard mengatakan demikian, karena pernah ada kasus seorang temannya dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang memeroleh tugas belajar di Jerman, ternyata tak mampu berbuat banyak tatkala kembali ke Tanah Air. Padahal menurut Richard, temannya memiliki kemampuan luarbiasa di bidang analisa kimia.
“Saya sampai menyiapkan alat-alat untuk penelitiannya di Indonesia. Karena di sini enggak ada. Cuma waktu mau dikirim, itu prosedurnya susah sekali. Harus menghubungi ini dan itu, akhirnya enggak jadi deh,” ujarnya.
Selain itu, Richard juga menilai sudah saatnya dunia pendidikan di Indonesia mengembangkan jurusan Modern Bio Tekhnologi. Paling tidak untuk S2. Karena di banyak negara telah dikembangkan seperti di Singapura.
“Nah nantinya dapat dikembangkan menjadi tempat penelitian antibodi. Misalnya bisa dikembangkan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan seperti MSD,” ujarnya.
Richard mengaku senang bekerja di MSD tidak hanya karena difasilitasi untuk melakukan penelitian. Tapi juga diperkenankan mempublish beberapa hasil penelitian dan masih tetap dapat mengajar di universitas. Termasuk jika sejumlah universitas di Indonesia membutuhkan, Richard siap sharing pengalaman. (gir/jpnn)
SEBAGIAN besar masyarakat Indonesia mungkin sudah tahu bahaya kanker serviks dan seberapa besar penyebaran penyakit yang diakibatkan human
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang