Ternyata Saracen itu…
Pihak Kaisar Constans dari Imperium Bizantium tidak berdiam diri. Armadanya yang hancur dalam pertempuran di Pulau Rhodes dipulihkan kembali.
Galangan kapal di Bandar-bandar dagang sepanjang pesisir utara Asia Kecil sampai Trebizond, yang menghadap Laut Hitam bekerja siang malam. Kaisar Constans juga sedang membangun armada laut yang tangguh.
Ketika sampai kabar berita bahwa armada Islam mulai bergerak dari pesisir Levantine, armada Bizantium yang dipusatkan di Laut Marmara, langsung dikomandoi Kaisar Constans bergerak melintasi Selat Hellespont menuju Laut Aegia, dan berlayar ke Selatan.
Kedua armada besar itu bertemu di dekat sebuah tanjung yang disebut Mount Phoenix atau Bukit Cendrawasih. Literatur Arab menyebutnya Zatul Shawari.
Buku The Historians’ History of the World mencatat:
The Emperor Constans took upon himself the command of his own fleet. He met the SARACEN expedition off Mount Phoenix in Lycia and attacked it with great vigour.
Twenty thousand Romans are said to have perished in the battle; and the Emperor himself owed his safety to the volour of one of the Imperial Galley enabled the Emperor to escape before its valiant defender was slain and the vessel fell into the hands of the SARACENS.
(Kaisar Constans sendiri memegang pimpinan armadanya itu. Ia menjumpai ekspedisi pihak Muslim di Tanjung Mount Phoenix dalam wilayah Lycia dengan kekuatan besar. Dua puluh ribu pasukan Roma binasa dalam pertempuran itu; dan Kaisar dapat selamat karena keberanian seorang di antara dua bersaudara dari Tripoli, yang pembelaannya dengan gagah berani beserta anak buah kapalnya memungkinkan Kapal Kerajaan itu meluputkan diri sebelum pembela yang gagah perkasa itu tewas dan kapalnya jatuh ke tangan pihak Muslim.)
Saracen pernah berjaya pada Abad 7. Kekuatan maritim Islam pimpinan Ma'awiyah bin Abu Sofyan.
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau
- Final EURO 2024 dan Stadion Megah dengan Sejarah Kelam Nazi
- Pemda Batang Sambut Baik Gagasan PMB Tentang Penulisan Sejarah
- Presiden Jokowi Apresiasi Blok Rokan, Ini Paling Terbesar dan Produktif dalam Sejarah