Ternyata, Sudah Ratusan Orang Indonesia yang Mengaku Nabi

Ternyata, Sudah Ratusan Orang Indonesia yang Mengaku Nabi
TEKUN MERISET: Al Makin (kanan) bersama Imam Besar Abdul Rachman, bagian dari kelompok Lia Eden. Foto: AL MAKIN FOR JAWA POS

Menurut pemerintah, mengacu pada definisi yang dikeluarkan Kementerian Agama pada 1953, agama dibawa rasul atau nabi, memiliki kitab suci, dan dipeluk masyarakat dunia alias menjadi fenomena global. Bila tidak memenuhi itu, tidak bisa disebut agama.

’’Kalau definisi itu diterapkan secara konsisten saat ini, banyak agama di Indonesia yang lolos,’’ ucapnya. Salah satunya adalah Subud yang memiliki pengikut di 80 negara.

Al Makin mengakui, sebelum melakukan penelitian, tidak pernah terbayang ada ratusan komunitas agama di Indonesia. Yang jelas, dia selalu tertarik ketika mendengar informasi adanya orang di sebuah daerah yang mengaku sebagai nabi. Dia akan berupaya datang dan bersahabat dengan sang nabi.

Saat ini, tutur dia, yang perlu digarap bagi generasi muda adalah menanamkan kesadaran bahwa dunia, khususnya Indonesia, memiliki keragaman. Di sekitar mereka tumbuh berbagai macam agama. Tidak cukup sebatas toleransi ala Orde Baru. Misalnya, membiarkan gereja berdiri di kampung yang mayoritas berpenduduk muslim.

Aliran kepercayaan yang selama ini banyak diketahui publik, menurut ayah Nabiyya dan Dei itu, sebenarnya juga agama. Hanya, pemerintah menyebutnya dengan istilah aliran kepercayaan.

Secara terpisah, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof Dede Rosyada menjelaskan, kemunculan agama dan nabi yang begitu banyak di Indonesia memang tidak lepas dari sisi religiusitas masyarakat yang begitu kental. Ditambah, adanya dukungan pemerintah. ’’Indonesia ini unique country ya, karena negara mengurusi agama,’’ terangnya.

Senada dengan Al Makin, Dede menyarankan masyarakat untuk menghormati setiap keyakinan yang berbeda dengan yang diyakininya. Masyarakat cukup meyakini agama yang memang membuat mereka nyaman. ’’Amalkan ajaran agama masing-masing dan jangan mengganggu (agama, Red) yang lain,’’ tambahnya.

Kini Al Makin tinggal menunggu penerbitan bukunya di Leiden, Belanda, oleh penerbit Springer. Buku itu diterbitkan di Negeri Tulip bukan untuk menghindari sesuatu, misalnya meningkatnya radikalisme dan kekerasan kepada kelompok minoritas. Tapi, lebih pada mengekspor ilmu pengetahuan.

AL Makin, seorang peneliti agama di Indonesia. Dari hasil risetnya diketahui, ada ratusan agama di Indonesia dan banyak yang berpotensi lolos sebagai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News