Teror Bom di Surabaya, Gerindra: Kok Kecolongan Terus?
jpnn.com, JAKARTA - Teror bom yang menyerang sejumlah gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5) menyebakan sedikitnya 10 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid menyesalkan aparat kecolongan, setelah sebelumnya terjadi peristiwa kerusuhan di Rutan Salemba di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, awal pekan.
Politikus Partai Gerindra itu menyatakan seharusnya aparat meningkatkan pengamanan pascakerusuhan di Rutan Mako Brimob.
"Kenapa aparat keamanan masih kecolongan. Setelah peristiwa Mako Brimob, harus dilipatgandakan kesiagaan," kata Sodik, Minggu (13/5).
Sodik berharap transparansi total dari aparat keamanan tentang siapa pelaku bom di Surabaya, itu. "Diharapkan transparansi yang total kepada publik dadi aparat keamanan tentang siapa pelaku bom ini," ungkapnya.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan kasus serangan bom bunuh diri di Surabaya itu menambah panjang daftar peristiwa teror di negeri ini yang otomatis membuat masyarakat makin cemas, apalagi sebentar lagi masyarakat akan memasuki bulan Ramadan.
"Untuk itu Polri harus segera menangkap dan mengungkap otak pelaku serangan teror ini agar masyarakat bisa tenang saat melaksanakan ibadah Ramadan," kata Neta, Minggu (13/5). (boy/jpnn)
Politikus Gerindra Sodik Mudjahid mengomentari teror bom yang menyerang sejumlah gereja di Surabaya
Redaktur & Reporter : Boy
- Gerindra Bantah Menyerang PDIP Soal Kenaikan PPN jadi 12 Persen
- Wihadi Gerindra Sentil Dolfie PDIP: Dia Tak Jelaskan Detail Pasal 7 Ayat 4 UU HPP
- Cegah Teror Saat Natal, Polri Sterilisasi Seluruh Tempat Ibadah
- BNPT Beri Sertifikat ke-16 Pengelola Objek Vital soal Pencegahan Terorisme
- Tegas! Kawendra Desak Bos Semen Singa Merah Bertanggung Jawab kepada Masyarakat Jember
- Tinjau Program Sekolah Damai di SMAN 13 Semarang, Kepala BNPT Beri Pujian