Teror Bom Marak, Elektabilitas Jokowi Bisa Tergerus
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan, aksi teror yang marak akhir-akhir ini sangat mungkin memengaruhi elektabilitas Jokowi menjelang Pilpres 2019.
Ujang mendasari pandangannya pada fakta bahwa di mana-mana di seluruh dunia ini aksi teror mengancam keamanan dan stabilitas politik.
"Nah, ketika presiden mengaktifkan kembali Komando Operasi Khusus Gabungan TNI (Koopssusgab), itu bisa diartikan sebagai sebuah sinyal negara sedang dalam bahaya, ini tentu memengaruhi konstelasi politik ke depan," ujar Ujang kepada JPNN, Jumat (18/5).
Menurut pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ini, kalau teror terus terjadi, intensitasnya semakin sering dan skalanya makin besar, maka dampaknya sangat tidak baik dalam konteks politik.
"Jika ini dibiarkan, mau tak mau menggerus elektabilitas Presiden Jokowi. Apalagi sudah digadang-gadang bakal maju kembali sebagai capres di Pilpres 2019 mendatang," katanya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini lebih lanjut mengatakan, kunci utama keberhasilan sebuah rezim biasanya diukur dengan stabilitas politik, keamanan dan ekonomi.
"Jika ketiga hal ini tidak mampu dijaga dan dirawat dengan baik, dapat menghancurkan sebuah rezim yang berkuasa," pungkas Ujang.(gir/jpnn)
Pengaktifkan kembali Koopssusgab untuk menghadapi ancaman terorisme bisa diartikan bahwa negara sedang dalam bahaya.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Anak Polisi Korban Bom Surabaya Diterima Sebagai Bintara Polri
- Rumah Ketua KPPS Dilempar Bom oleh OTK di Pamekasan
- Elektabilitas Jokowi Dikaitkan dengan Pasangan Prabowo-Gibran, Begini
- Kapolri Sebut 24 Orang Diamankan Terkait Teror Bom di Polsek Astanaayar
- Wapres Menilai Aksi Pelaku Teror Bom Bunuh Diri Menodai Indonesia di Mata Dunia
- Kutuk Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar, Sahroni: Sangat Egois