Teror Buku Digawangi Wartawan & Pemain Gaple
Minggu, 24 April 2011 – 10:01 WIB
Pada tahun 2003, Pepi pernah menjadi wartawan di harian Halo Sayang, sebelum pindah ke sejumlah media infotaiment.
Di Mabes Polri, Kabag Penum Polri Kombes Boy Rafli Amar menyebut, IF pernah dua kali melakukan pertemuan dengan Pepi yang juga diduga otak dari teror bom buku. Nah, dalam pertemuan itu, Pepi menyampaikan kepada IF akan ada aksi teror Jumat lalu.
Pepi pun meminta IF mengundang media-media asing untuk meliput langsung aksi tersebut. "Dia bukan direkrut sebagai kapasitas karena di tv, tapi untuk jaringan televisi luar. Kelompok ini ingin diketahui secara luas, karena akan memberi dampak untuk perjuangan mereka," ungkap Boy, kemarin.
Kata Boy, IF yang merupakan alumni UIN Jakarta angkatan 2001 itu bertemu dengan P sebelum bom buku. Setelah aksi bom buku dilancarkan, polisi mulai mengendus IF. Maka, status DPO pun dikeluarkan.
JARINGAN teroris sepertinya makin subur saja. Bukan cuma kalangan santri atau ormas Islam, wartawan dan pemain gaple ternyata juga bisa direkrut.
BERITA TERKAIT
- Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri
- BKN Ingatkan Mulai Hari Ini Cetak Kartu Peserta Seleksi PPPK 2024
- Dijatuhi Hukuman PTDH, AKP Dadang Iskandar Diam Saat Namanya Dipanggil
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta Mulai 2025
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Lemhannas Berharap Bisa Berkontribusi di Penyusunan Perencanaan Program Pembangunan Nasional