Teror Buku Digawangi Wartawan & Pemain Gaple

Teror Buku Digawangi Wartawan & Pemain Gaple
Teror Buku Digawangi Wartawan & Pemain Gaple
Pada tahun 2003, Pepi pernah menjadi wartawan di harian Halo Sayang, sebelum pindah ke sejumlah media infotaiment.

Di Mabes Polri, Kabag Penum Polri Kombes Boy Rafli Amar menyebut, IF pernah dua kali melakukan pertemuan dengan Pepi yang juga diduga otak dari teror bom buku. Nah, dalam pertemuan itu, Pepi menyampaikan kepada IF akan ada aksi teror Jumat lalu.

Pepi pun meminta IF mengundang media-media asing untuk meliput langsung aksi tersebut. "Dia bukan direkrut sebagai kapasitas karena di tv, tapi untuk jaringan televisi luar. Kelompok ini ingin diketahui secara luas, karena akan memberi dampak untuk perjuangan mereka," ungkap Boy, kemarin.

    

Kata Boy, IF yang merupakan alumni UIN Jakarta angkatan 2001 itu bertemu dengan P sebelum bom buku. Setelah aksi bom buku dilancarkan, polisi mulai mengendus IF. Maka, status DPO pun dikeluarkan.

    

JARINGAN teroris sepertinya makin subur saja. Bukan cuma kalangan santri atau ormas Islam, wartawan dan pemain gaple ternyata juga bisa direkrut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News