Teror di Melbourne, PM Australia Tuding Sakit Jiwa Cuma Alasan
"Kami melakukan segala hal sesuai kemampuan kami untuk membasmi pikiran-pikiran ekstrim dan potensi aksi teror," kata Moustapha kepada ABC.
"Jelas ekstrimisme dan radikalisme itu ada. Ada dalam Islam, ada dalam agama dan ideologi lainnya. Kami tak menolak hal itu," jelasnya.
"Tetapi bila Perdana Menteri muncul dan menyebut masyarakat tak berbuat banyak atau pemimpin masyarakat tak berbauat banyak, itu jelas keliru," tambahnya.
PM Morrison dan Mendagri Peter Dutton menggunakan insiden ini untuk menyerukan perlunya pengawasan yang ketat terhadap pesan eletronik terenkripsi.
Sebuah RUU yang dimaksudkan membantu penegak hukum dan badan keamanan mengakses pesan terenkripsi dari mereka yang dicurigai, sudah diajukan ke Parlemen.
UU itu nantinya memungkinkan pihak berwajib memaksa perusahaan teknologi membuka pesan eletronik terenkripsi.
Oposisi Partai Buruh menyatakan memiliki sejumlah catatan terhadap RUU tersebut.
Menteri Dutton menyebut sembilan dari 10 orang yang jadi target badan intelijen ASIO diketahui menggunakan layanan pesan terenkripsi.
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati