Terorganisasi Mulai Juanda, Batam, hingga Johor

Terorganisasi Mulai Juanda, Batam, hingga Johor
Terorganisasi Mulai Juanda, Batam, hingga Johor

Meski masih muda, sepak terjang Sholeh luar biasa. Sejak remaja dia bergelut di dunia tenaga kerja ilegal. Berawal ketika umur 18 tahun dia ikut pamannya bekerja sebagai buruh imigran ilegal di Kuala Lumpur.

Saat pamannya kembali ke tanah air, dua tahun kemudian Sholeh menyusul pulang. Lalu dia ikut dalam bisnis pemberangkatan TKI ilegal. "Karirnya" dimulai dari menjadi sopir pengantar rom­bongan TKI asal sejumlah kota di Madura ke Bandara Juanda.

Melalui Sholeh itulah, koran ini berhasil memesan dokumen ilegal. Wartawan koran ini beralasan membutuhkan dokumen aspal untuk memenuhi persyaratan pembuatan paspor. Untuk tiga dokumen, Sholeh mengajukan harga Rp 500 ribu.

"Itu satu set, mulai KTP, KK, hingga akta lahir. Pokoknya lengkap untuk mengurus paspor," ujar Sholeh. Belakangan, Jonny mengatakan, harga itu termasuk harga umum. Di kalangan calo, biasanya satu set identitas aspal dipatok Rp 350 ribu. Menurut dia, tarif tersebut mahal karena dalam pembuatan identitas aspal, Sholeh hanya bertindak sebagai makelar. Sholeh memberikan job itu kepada rekannya yang memiliki spesialis pembuatan dokumen aspal.

Luar biasanya, dokumen itu bisa dijanjikan sehari selesai. Koran ini pun menyepakati harga dan memberikan data yang akan dibuatkan identitas aspal. Seperti diberitakan dalam liputan sebelumnya, dokumen aspal yang dimaksud di sini adalah dokumen yang diduga menggunakan blangko asli, namun datanya palsu.

Saat pemesanan itu, koran ini mengorek informasi seputar praktik pemberangkatan tenaga kerja ilegal yang biasa dilakoni Sholeh. Dia mengatakan dalam sebulan bisa memberangkatkan tiga hingga empat rombongan. "Bergantung anak-anak dapatnya berapa orang," ujar Sholeh.

Anak-anak yang dimaksud Sholeh adalah anak buah atau kenalannya yang bertugas mencari orang yang mau berangkat sebagai tenaga kerja ilegal. "Pokoke ono rong puluh budal (Asal ada dua puluh orang ya diberangkatkan," ujarnya.

Sholeh selama ini hanya punya orang-orang lapangan yang berada di beberapa kota di Madura. Namun, kadang dia juga dinunuti temannya sesama tekong untuk memberangkatkan orang. Tujuan pemberangkatan tenaga kerja itu adalah Malaysia.

Meski beberapa kali digagalkan, praktik pengiriman tenaga kerja ilegal dari sejumlah kota di Jawa Timur tidak pernah surut. Bisnis itu makin menggurita

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News