Teroris Makin Biadab, Aparat Harus Lebih Sigap
jpnn.com, JAKARTA - Maarif Institute mengutuk teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5) pagi. Masing-masing di Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro dan GPPS Sawahan.
Menurut Direktur Eksekutif Maarif Institute Muhd Abdullah Darraz, peristiwa yang terjadi merupakan kejahatan kemanusiaan yang sangat meresahkan masyarakat.
Apalagi aksi kekerasan dan teror sebelumnya juga dilakukan sejumlah narapidana teroris di Rutan Salemba cabang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (9/5) lalu.
Peristiwa itu mengakibatkan lima anggota kepolisian gugur dengan luka di sekujur tubuhnya.
"Maarif institute mengutuk keras pelaku teror dan kekerasan atas nama apa pun. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran," ujar Darraz, Minggu pagi.
Darraz lebih lanjut mengatakan, tindakan bom bunuh diri dan penyerangan terhadap aparat negara merupakan tindakan melawan hukum.
Menurutnya, aksi biadab bom bunuh diri telah merusak bangunan kemanusiaan dan kedamaian dalam kehidupan sosial di Indonesia.
Karena itu, aparat keamanan diharapkan bisa lebih sigap mengantisipasi aksi kejahatan luar biasa yang terjadi.
Maarif Institute mengutuk teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5) pagi.
- Densus 88 Bubarkan Jamaah Islamiyah, Ormas yang Pernah Ledakkan HKBP Hangtuah Pekanbaru
- Irjen Eddy Hartono Jadi Kepala BNPT, Sahroni Minta Lanjutkan Pencapaian Zero Terrorist Attack
- Teroris di Batu Menyiapkan Bom Berdaya Ledak Tinggi Untuk Bunuh Diri
- Teroris yang Ditangkap di Batu Berencana Mengebom Tempat Ibadah
- Anak Polisi Korban Bom Surabaya Diterima Sebagai Bintara Polri
- Jemaah Islamiyah Membubarkan Diri, Para Petinggi Menyatakan Ingin Kembali Pada UU Indonesia