Teroris Simpan Bom di Atas Plafon

Teroris Simpan Bom di Atas Plafon
Foto : Farouk Arnaz/JAWAPOS
Di rumah itu mereka diterima oleh Wahyu dan Heri. Wahyu adalah penjaga rumah yang dipercaya Fauzi Bustami, anak Burhan Alamsyah. ”Kami memindahkan barang-barang itu karena Fajar Taslim ditangkap polisi,” tambah Abdurrahman yang dituakan dalam kelompok tanpa nama itu. Fajar alias Hasan adalah anggota Jamaah Islamiah Singapura yang dibekuk beberapa hari sebelumnya di Sekayu, Musi Banyusasin.

Namun dalam rekonstruksi itu, Hasan tidak dilibatkan. Setelah sampai di rumah berbahan dasar kayu itu, bahan peledak tersebut langsung diusung ke atas plafon rumah. Untuk apa? ”Pak Fauzi itu sering datang ke rumah ini. Gak enak kalau ada barang di rumahnya tanpa tahu itu milik siapa,” kilah Wahyu.  Bujang 35 tahun yang tak punya pekerjaan tetap itu mengaku dirinya juga tidak tahu isi kardus dan tas tersebut. ”Saya tahunya saat dibongkar polisi. Saya pikir hanya alat buat bom, bukan bomnya,” akunya.

Rekonstruksi ditutup dengan adegan saat Wahyu dan Heri yang mencoba melarikan diri ketika dibekuk polisi. Semua bagian rekonstruksi itu nanti disertakan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) yang segera dilimpahkan ke Kejaksaan Agung. ”Kita segera limpahkan karena sudah menahan mereka sekitar tiga bulan,” tambah penyidik yang lain. Juga terungkap jika rencana mereka meledakkan kafe Bedudal, Bukit Tinggi, Sumbar, Oktober 2007 batal karena ada WNI yang masuk ke dalam kafe. Padahal, picu bom sudah dua kali diaktifkan. (naz/nw)

PALEMBANG – Pengungkapan jaringan teroris Palembang memasuki babak baru. Setelah dibekuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri akhir Juni


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News