Terorisme dan R20
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Definisi terorisme sampai saat ini masih problematis.
Dalam pandangan Armstrong, terorisme sangat sulit untuk didefinisikan.
Ada begitu banyak formulasi yang bersaing dan bertentangan sehingga istilah ini sekarang diselimuti kebingungan terminologis.
Armstrong melihat istilah ini cenderung emotif dan merupakan salah satu istilah yang sering disalahgunakan dalam bahasa Inggris, dan merupakan celaan, paling mencela, yang mencirikan tindakan kekerasan.
Motif terorisme pun berbeda-beda. Akan tetapi, terdapat satu hal yang umum bahwa terorisme pada dasarnya dan secara inheren bersifat politis.
Terorisme selalu soal kekuasaan dalam hal memperoleh atau mempertahankannya.
Armstrong menggali jejak historis hubungan antara kekerasan dan agama sejak tiga ribu tahun sebelum kelahiran Isa Almasih sampai saat ini.
Dia menyimpukan bahwa kekerasan yang mengatasnamakan agama, pemicu utamanya, sebenarnya, selalu saja berhubungan dengan nasionalisme sekuler.
Bukan hanya di kalangan Islam, di kalangan Yahudi, Kristen, Hindu, dan agama-agama lain juga muncul banyak sekali tindak kekerasan atas nama agama.
- Humanitarian Islam dan Peran NU Dalam Membangun Papua
- Ustaz Diyansyah Permana Ajak Umat Islam Menjaga Pilkada 2024 yang Aman-Damai
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- Ini Alasan Jaksa Tuntut Bebas Guru Honorer Supriyani
- Peringati Hari Pahlawan, Yayasan Gema Salam Wujudkan Semangat Nasionalisme
- Datangi Indekos, Densus 88 Antiteror Lakukan Tindakan, Apa yang Didapat?