Terorisme Lumayan, Korupsi Nanti Dulu
Rabu, 18 Agustus 2010 – 04:42 WIB
"Prosedurnya berjalan baik, bertahap dan sistematis," kata Wawan yang juga menjadi dosen tamu di UI dan ITB itu. Rangkaian pengungkapan Densus 88 Mabes Polri bahkan bisa masif hingga jejaring Dulmatin dan jejaring kelompok teroris di Aceh bisa diungkap.
Baca Juga:
Kepercayaan publik pada Polri sempat drop pada titik terendah saat polisi memenjarakan dua pimpinan KPK Bibit Samat Riyanto dan Chandra Hamzah, Oktober 2009. Keduanya dituding terlibat perkara suap.
Kekuatan facebookers berhasil mendesak SBY membentuk tim delapan untuk menginvestigasi kasus ini. Lantas muncullah sosok Ang Tju Nek alias Anggodo Widjojo. Masyarakat semakin tidak percaya pada polisi saat Mahkamah Konstitusi memperdengarkan rekaman pembicaraan Anggodo dengan sejumlah pejabat November 2009. Akhirnya, Bibit dan Chandra berhasil bebas dan kembali aktif.
Salah satu pengacara Bibit, Ahmad Rivai menilai bulan-bulan September- Desember 2009 benar-benar merupakan perjuangan anti korupsi. ?Akhirnya terbukti, kekuatan anti korupsi unggul ,? kata Rivai kemarin.
JAKARTA - Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, kepemimpinan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri benar-benar diuji publik. Bertubi-tubi masalah
BERITA TERKAIT
- Kediaman Hasto Digeledah KPK, Said PDIP Singgung Asas Praduga Tak Bersalah
- Biaya Ibadah Haji Turun, Sekjen PKB: Kualitas Pelayanan Jangan Menurun
- PB Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia Berpartisipasi Dalam Pembangunan Kesehatan
- Agung Laksono Kritik Proses Pemilihan Ketum PMI
- Puluhan Ribu Konten Promosi Produk Kecantikan dan Makanan Ilegal Dihapus
- Kementerian Bertambah, ASN Belum Dipindahkan ke IKN dalam Waktu Dekat