Terowongan di Darwin Ini Disulap Jadi Tempat Konser Musik
Pemain seruling Jepang ‘Shakuhachi’, Anne Norman, sedang menimbang merkusuar ketika ia menemukan ruang pertunjukan potensial di dalam tebing dekat Darwin Harbour.
Ia telah tampil di Gedung Opera Sydney dan sejumlah gereja di seluruh Eropa, namun ia belum pernah bermain di dalam sebuah terowongan sepanjang 172 meter.
"Saya seorang musisi dan musisi selalu mencari akustik yang baik," ujarnya.
Itulah bagaimana ia menumpang ke Darwin tahun lalu untuk dua pertunjukan di salah satu terowongan penyimpanan minyak era Perang Dunia ke-II di kota itu.
Dibangun untuk menyimpan minyak Angkatan Laut setelah pemboman Darwin, terowongan ini hanya digunakan sebentar selama masa perang sebelum ditinggalkan dan bertahun-tahun kemudian diubah menjadi atraksi wisata memeringati sejarah militer.
Di sepanjang terowongan, kondisinya basah, lembab dan membuat berkeringat – tetapi bangunan ini juga membuat suara yang tak biasa dan misterius.
"Ini adalah sebuah gedung konser yang sempurna. Saya telah bermain dengan banyak mesin akustik. Ini benar-benar mengalahkan segalanya. Anda adalah insinyur rekaman,†tutur Anne.
Pemain seruling Jepang ‘Shakuhachi’, Anne Norman, sedang menimbang merkusuar ketika ia menemukan ruang pertunjukan potensial di dalam tebing
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat