Terpaksa 13 Jam Berdiri di Kapal

Siksaan yang Dialami Warga Masalembu saat Balik ke Daratan

Terpaksa 13 Jam Berdiri di Kapal
Terpaksa 13 Jam Berdiri di Kapal

jpnn.com - SUMENEP - Buruknya pelayanan transportasi laut di Sumenep tidak hanya dirasakan penumpang saat arus mudik, tetapi juga saat arus balik kemarin (13/8). Akibatnya, ratusan penumpang KM Sabuk Nusantara 27 harus rela berdiri selama perjalanan dari Pulau Masalembu ke Pelabuhan Kalianget. Padahal, jarak tempuh rute tersebut mencapai tiga belas jam.

Kondisi itu dikeluhkan para penumpang. Salam, 26, misalnya. "Saya merasakan berdiri hingga 13 jam," jelasnya.

Menurut dia, banyak penumpang lain yang harus berdiri sejak berangkat hingga tiba di Pelabuhan Kalianget. Situasi yang merugikan penumpang tersebut seharusnya tidak terjadi. Sebab, muatan kapal memiliki kapasitas sendiri. Sebaliknya, yang terjadi di lapangan adalah penumpang dibiarkan masuk meski kapal sudah penuh.

"Kami berharap ada penertiban. Jadi, bila penumpang sudah penuh, muatan jangan ditambah lagi," tegasnya.

Penumpang KM Sabuk Nusantara 27 kemarin mencapai 250 orang. Jumlah tersebut belum termasuk barang-barang yang dibawa penumpang, misalnya sepeda motor.

Soponyono, nakhoda KM Sabuk Nusantara 27, mengungkapkan bahwa pihaknya membawa 32 sepeda motor. Hal itulah yang membuat kapal terlihat penuh.

"'Penumpang terlalu banyak membawa barang, sehingga tempat duduk ditempati barang dan bukan orang. Jadi, orangnya berdiri," paparnya.

Kondisi serupa tidak hanya terlihat di KM Sabuk Nusantara 27, tetapi juga di Kapal Perintis dan Kapal Dharma Bahari Sumekar (DBS). Kemarin kapal DBS membawa 377 orang. Penumpang tersebut terdiri atas 122 warga asal Pulau Sapeken dan 255 warga asal Pulau Kangean.

SUMENEP - Buruknya pelayanan transportasi laut di Sumenep tidak hanya dirasakan penumpang saat arus mudik, tetapi juga saat arus balik kemarin (13/8).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News