Terpaksa Beli Air untuk Mandikan Jenazah
Minggu, 09 September 2012 – 08:28 WIB
Ia menambahkan, untuk mengalirkan air dari sawah-sawah terdekat warga harus melakukannya secara swadaya. Bahkan, agar tiap rumah dapat kebagian air, warga diminta untuk merogoh kocek sebesar Rp200 ribu per kepala keluarga (KK).
Iin (30), salah seorang warga lainnya mengatakan, warga setempat sudah sejak empat bulan lalu mulai mengkonsumsi air sawah. Pasalnya, beberapa sumber mata air Tarengtong di daerah Cikamuning Tonggoh, sudah kering akibat musim kemarau yang panjang. Sedangkan, air sawah merupakan satu-satunya sumber air yang tersisa dan masih belum kering di kampung tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga memperolehnya dengan perjuangan keras. Biasanya warga kampung tersebut mengambil air dari mata air Cikaci yang berada sekitar dua kilometer dari kampung tersebut. Warga biasanya berbondong-bondong mendatangi mata air itu dengan membawa ember atau jerigen untuk menampung air dan membawanya pulang ke rumah.
"Tapi sejak musim kemarau, sumber mata air itu sudah tak mengalir lagi. Warga sempat mengambil air ke sungai, tapi sungai pun mulai kering. Tempatnya juga jauh," kata Iin
PADALARANG - Ratusan warga RW 01, Kampung Cikamuning, Desa Tagog Apu, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dilanda krisis air parah
BERITA TERKAIT
- Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa, Oknum Kades di Jember Ditahan Polisi
- Mengubah Sampah Jadi Pulsa, Begini Caranya
- Dor! Mulyono Ditembak Tim Polda Riau, Dia Bawa Sabu-Sabu Senilai Rp 30 Miliar
- Jalan Utama Penghubung Riau-Sumbar Putus Total, Ini Alternatifnya
- 22 Los Pedagang di Pasar Pelelangan Ikan Sodoha Kendari Terbakar, Penyebab Masih Diselidiki
- Catat ya, PPPK Bukan Sekadar Pengganti Baju Honorer