Terpaksa Mandi Pakai Air Bercampur Sampah
Seorang tokoh masyarakat Desa Sukajadi, Bubun Gunawan (40) merasa miris melihat kondisi warga kampung yang menggunakan air kotor tersebut.
“Saya berinisiatif menyalurkan air bersih, sekitar tiga tangki dan dua tangki dari bantuan donatur. Tapi karena terlalu banyak warga yang krisis air bersih, bantuan tersebut tak cukup,” ujar Bubun.
Bubun mengatakan, baru lima tangki yang didistribusikan tapi jerigen dan ember di setiap titik tetap banyak mengantre.
Ia berharap bantuan yang permanen karena kekeringan rutin terjadi di sembilan kampung di Sukajadi. Bantuan permanen berupa sumur bor di titik krisis air bersih sangat dibutuhkan warga saat ini.
Muhamad Romli (42) tokoh Kampung Cikangkung mengatakan, warga mengantre di kubangan air kotor bercampur sampah sejak pukul 08.00 WIB sampai siang, lalu berlanjut sore hari mengambil air sampai malam hari.
“Pemandangan seperti ini sudah terlihat tiga bulan ke belakang, saat ini makin parah, sampah dan airnya sangat kotor yang digunakan warga,” kata Romli. (dil)
Air kotor berwarna hijau yang bercampur sampah di Kali Cirata sudah tiga bulan digunakan sekitar 200 warga untuk keperluan mandi dan mencuci.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Pemkot Semarang Salurkan Air Bersih ke Wilayah Kekeringan
- BPBD Salurkan 3 Juta Liter Air Bersih Hadapi Kekeringan di Aceh Besar
- Penjelasan Pakar soal Cuaca di Bandung Jauh Lebih Dingin Saat Musim Kemarau
- BMKG Ingatkan Waspada Potensi Karhutla di Wilayah NTB
- BMKG Minta Warga di Manggara Barat Waspada Gelombang Tinggi pada Musim Kemarau
- BPBD Sumsel Ajukan 10 Helikopter Untuk Antisipasi Karhutla