Terpaksa Revisi RUU Kesehatan
Sabtu, 23 Januari 2010 – 02:30 WIB
WASHINGTON - Indikasi bakal gagalnya reformasi sistem kesehatan kian menguat. Setelah kehilangan suara mayoritas di senat, Partai Demokrat melirik House of Representatives (DPR) sebagai jalur alternatif menggolkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan tersebut. Tapi, DPR pun tidak akan semudah itu meloloskan reformasi hasil rumusan kubu Presiden Barack Obama tersebut. "Mempertahankan rumusan yang ada sekarang, tanpa mengubahnya, hanya akan membuat RUU tersebut ditolak," lanjut politikus senior Demokrat itu. Kini, lanjut Pelosi pula, wakil-wakil rakyat dari kubu Demokrat sedang merumuskan cara yang tepat untuk mengajukan RUU tersebut dengan peluang lolos paling besar. "Semuanya sudah siap. Tapi, kami harus menunggu momen yang tepat. Kami tidak terburu-buru," tandasnya.
"Saya tidak melihat ada suara (dukungan) untuk itu (RUU Kesehatan versi Demokrat)," ujar Nancy Pelosi, Ketua DPR, seperti dikutip Reuters, Jumat (22/1) kemarin. Namun, ditegaskan politisi berusia 69 tahun itu, Demokrat akan tetap berusaha mengajukan dengan strategi yang tepat. Salah satunya, dengan merevisi RUU tersebut. Sebab, tanpa revisi, mustahil RUU itu akan direstui DPR.
Baca Juga:
Apalagi, sejumlah politisi Demokrat di DPR juga kurang berkenan pada beberapa pasal dalam RUU Kesehatan itu. Pasal-pasal yang dianggap tidak populis di antaranya adalah yang berkaitan dengan rancangan pajak kesehatan dan kebijakan memakai dana federal untuk aborsi. Rencana Obama memberlakukan pajak bagi asuransi high-cost ditentang keras oleh serikat-serikat buruh AS. Sementara, kebijakan soal aborsi dengan dana pemerintah dianggap terlalu longgar.
Baca Juga:
WASHINGTON - Indikasi bakal gagalnya reformasi sistem kesehatan kian menguat. Setelah kehilangan suara mayoritas di senat, Partai Demokrat melirik
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer