Terpidana Kasus Sunat Perempuan Dibebaskan Pengadilan Banding
Bukti-bukti yang diajukan Dr Susan Marks di pengadilan adalah bahwa dia tidak bisa melihat ujung klitoris pada setiap gadis, namun ia menyerahkannya kepada juri untuk memutuskan apakah kedua terpidana telah menyingkirkannya atau tidak.
Photo: Shabbir Mohammedbhai Vaziri dijatuhkan vonis maksimum had be15 bulan penjara. (AAP: Dan Himbrechts)
"Salah satu penjelasan yang mungkin adalah dihadapan juri dalam persidangan dikarenakan ketidakmampuan Dr Susan Mark menjelaskan secara visual ujung kepala klitoris ... hal itu akan dapat mendukung temuan bersalah sehubungan dengan para pemohon, tidak lagi tersedia," penghakiman kata.
Pengadilan banding ini mendengar bukti ahli bahwa penjelasan yang mungkin atas ketidakmampuan sebelumnya dalam memvisualisasikan ujung kelamin adalah gadis-gadis itu dalam masa praremaja sebelum persidangan.
Sementara dalam pembelaannya di persidangan, dikatakan 'khitan simbolis’ dilakukan tanpa pemotongan, yang digambarkan oleh perawat Magennis sebagai sebuah upacara di mana "kulit hanya ditempeli besi ".
Para pemohon juga berpendapat bahwa pemotongan atau guratan sama sekali bukan tindakan pemotongan atau mutilasi.
Pengadilan banding memutuskan untuk tidak memerintahkan dilakukannya pengadilan ulang atas tuduhan-tuduhan alternatif tentang penyerangan yang menyebabkan terjadinya kerugian fisik.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata