Terpilihnya Ferdinand Marcos Jr Menjadi Presiden Menandai Kebangkitan Keluarga Diktator dan Memecah Warga Filipina Australia
Dalam beberapa minggu lagi, Faye Faustino akan berulang tahun ke-53, dan ia mengatakan hasil pemilihan presiden Filipina adalah kado ulang tahun yang sempurna.
"Saya tidak tidur selama 24 jam, mengikuti perkembangan terbaru setiap jam," katanya kepada ABC.
"Saya sangat senang."
Seperti Faye Faustino, komunitas Filipina di seluruh Australia tidak malu-malu mengungkapkan pandangan mereka tentang pemilu Filipina yang paling memecah belah warga Filipina dalam beberapa dasawarsa.
Mereka menghadapi pilihan yang sulit – putra seorang diktator versus pengacara hak asasi manusia.
Tidak jarang, terjadi perselisihan antarkelompok pendukung yang bersaing.
Minggu ini, banyak orang Filipina yang berbagi kegembiraan seperti halnya Faye Faustino.
Wakil Presiden petahana, Leni Robredo — saingan utama Ferdinand Marcos Jr, yang lebih dikenal sebagai "Bongbong" (atau disingkat BBM) - memenangkan suara terbanyak di Konsulat Jenderal Filipina di Sydney dan Melbourne.
Minggu ini, Filipina memilih putra seorang diktator yang digulingkan sebagai presiden berikutnya daripada seorang pengacara hak asasi manusia
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air
- Sejumlah Berita dari Indonesia yang Menarik Perhatian Australia di 2024