Terpilihnya Ferdinand Marcos Jr Menjadi Presiden Menandai Kebangkitan Keluarga Diktator dan Memecah Warga Filipina Australia

Analis memperkirakan Bongbong akan fokus menyelesaikan peningkatan infrastruktur multi-miliar dolar Duterte dan menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok.
Beberapa pihak menganggap masalah korupsi dan nepotisme yang ada di Filipina dapat memburuk.
Rado Gatchalian, seorang pendukung vokal Bongbong Marcos dan penyelenggara reli nasional, mengatakan dia tidak khawatir tentang korupsi.
Sejak Marcos senior diasingkan oleh "Revolusi Kekuatan Rakyat" pada 1986, tidak ada yang terjadi untuk memperbaiki lanskap politik Filipina, kata Gatchalian.
Bahkan, sejak itu dia yakin kondisinya semakin memburuk.
"Ada banyak korupsi, ada banyak penyelewengan. Jadi hal yang mereka benci tentang Marcos, itu terjadi setelah Marcos juga," katanya.
Dia juga memercayai kisah para tetua di Filipina yang mengatakan kepadanya bahwa era Marcos senior merupakan masa keemasan Filipina.
"Banyak, banyak sesepuh dengan yakin mengatakan kepada saya bahwa presiden Marcos adalah presiden terbaik Republik Filipina - bahwa Filipina lebih baik pada masanya dibandingkan dengan presiden-presiden yang menggantikannya," katanya.
Minggu ini, Filipina memilih putra seorang diktator yang digulingkan sebagai presiden berikutnya daripada seorang pengacara hak asasi manusia
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia