Terpinggirkan secara Politik, Dites Keperawanan karena Demo
Minggu, 07 Agustus 2011 – 23:21 WIB
Salah satu hal yang menyulut kemarahan perempuan di Mesir adalah perlakuan terhadap rekan-rekan mereka yang ditangkap saat terlibat dalam demonstrasi pada Maret lalu. Terdapat 18 aktivis perempuan yang ditangkap. Sebanyak 17 orang di antara mereka mendapat perlakuan tidak menyenangkan atau tak senonoh, termasuk dipaksa menjalani tes keperawanan.
"Ada seorang dokter pria yang diminta untuk melakukan tes kepada kami," keluh salah seorang demonstran perempuan. "Kami harus melepaskan semua pakaian. Kemudian, kami menyadari sejumlah tentara ternyata ikut mengintip. Saya tak pernah membayangkan peristiwa itu terjadi kepada saya di Mesir atau mungkin di mana pun di dunia. Saya merasa dipermalukan," terangnya.
Menurut para aktivis, perlakuan itu diperparah oleh komentar seorang jenderal senior Mesir baru-baru ini yang kemudian dikutip stasiun televisi AS, CNN. "Mereka (perempuan yang menjalani tes, Red) tidak bisa disamakan dengan putri Anda atau putri saya," ungkap sang jenderal seperti dilaporkan CNN. "Mereka pernah bermalam di tenda bersama para demonstran laki-laki. Kami tidak ingin para perempuan itu menuduh bahwa kami (tentara, Red) telah menyerang secara seksual atau memerkosa mereka. Jadi, kami ingin membuktikan bahwa mereka sudah tidak perawan sebelumnya," paparnya.
Penguasa militer Mesir justru cepat membantah adanya tes keperawanan itu. Namun, pernyataan tersebut tak membuat aktivis perempuan puas. Isu tersebut justru memunculkan kekhawatiran bahwa kaum perempuan tak akan dilibatkan dalam berbagai dialog politik untuk merancang masa depan Mesir.
KAIRO - Sejarah dan peradaban tidak bisa dipisahkan dari kaum perempuan. Begitu pula yang terjadi di Mesir. Merekalah yang berada di garis terdepan
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer