Terpinggirkan secara Politik, Dites Keperawanan karena Demo
Minggu, 07 Agustus 2011 – 23:21 WIB
Hoda Badran, ketua Aliansi untuk Perempuan Arab, dan seorang mantan pejabat senior PBB telah ditunjuk sebagai juru bicara dalam konferensi perempuan di Kairo belum lama ini. Dia pun ingin memastikan bahwa suara kaum perempuan tidak dipinggirkan atau ditenggelamkan dalam perdebatan politik yang saat ini berlangsung.
"Perempuan sengaja turun ke Lapangan Tahrir. Mereka ingin berpartisipasi dalam perencanaan revolusi," tegas dia. "Mereka telah membersihkan lapangan (Tahrir) dan merawat korban luka. Bahkan, mereka juga tewas saat orang-orang (demonstran) di lapangan ditembaki (tentara). Tapi, setelah revolusi, kami mencatat sejumlah kebijakan diambil tanpa melibatkan perempuan," serunya.
Dia berharap, revolusi di Mesir mengikutsertakan kaum perempuan sebanyak laki-laki yang dilibatkan. "Tak hanya dalam hal persamaan, tapi juga keadilan sosial. Sayang, hingga kini hasilnya masih nihil," tuturnya.
Para aktivis perempuan lain justru cemas bakal terjadi situasi yang lebih buruk. Mereka khawatir, meningkatnya kekuatan kelompok islamis akan memaksa para perempuan kembali ke peran lebih rendah atau harus tunduk kepada kaum pria.
KAIRO - Sejarah dan peradaban tidak bisa dipisahkan dari kaum perempuan. Begitu pula yang terjadi di Mesir. Merekalah yang berada di garis terdepan
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer