Tersangka Pembunuhan Bawa Jimat agar Polisi Linglung, Akhirnya...
Mantra tersebut ternyata juga diberikan Christoforus kepada empat tersangka. Menurut sang kakek, mantra tersebut sudah merupakan ‘warisan’ turun-temurun di keluarganya. Dan diyakini bisa membuyarkan konsentrasi penyidik sehingga kasus tak terungkap.
Hironimus Taolin, kakak korban, mengaku sangat puas dengan kerja keras penyidik Polda NTT yang cepat mengungkap kasus tersebut.
“Karena sebelumnya telah di-SP3 oleh Polres Belu. Saya duga kuat ada oknum polisi yang terlibat dalam kasus ini. Saya sudah minta Pak Wakapolda untuk proses oknum polisi yang terlibat menghalang-halangi kasus ini sehingga terbit SP3,” kata Hironimus.
Hironimus menerangkan sejak awal pihak keluarga sudah menduga kuat korban meninggal dunia karena dianiaya. Namun pihak Lantas Polres Belu mengatakan saat tabrakan, korban terseret sejauh 8 meter.
Namun kenyataannya, menurut Hironimus, kondisi jenazah korban saat diambil pihak keluarga di rumah sakit dan dimandikan, tidak ditemukan adanya bekas seretan atau luka lecet di tubuh korban.
“Kalau terseret delapan meter berarti pasti ada lecet. Tapi ini tidak ada. Sejak awal kami sudah curiga adik saya dibunuh. Kami tahu, karena istri saya juga dokter. Yang ada adalah bengkak di kepala bagian belakang dan lebam di dada, tangan kiri dan betis kiri,” sebut Hironimus. (Obed/boy/sam/jpnn)
KUPANG - Penyidik Polda NTT cuma butuh waktu 16 jam untuk mengungkap penyebab kematian Petrus Taolin. Korban diketahui tewas dianiaya, bukan karena
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kodam Udayana Dicatut Penipu, Begini Kasusnya
- Tenaga Honorer Korupsi Dana Desa, Kerugian Negara Mencapai Rp 433 Juta
- Brigjen Pol Faizal Rahmadani: Kejar, Tangkap Aske Mabel Hidup atau Mati
- 2 Tahun Berlalu, Kematian Iwan Boedi Masih Misteri, Polisi: Tantangan Berat
- Aipda Robig Didampingi 7 Kuasa Hukum, Ada Kata Kasihan Keluarga Korban dan Pelaku
- Kasus Agus Buntung Diduga Perkosa Mahasiswi, Ibunya Terlibat?