Tersangka Penipuan Umrah Pakai Identitas Palsu Buka Rekening
Berdasarkan informasi dari kepolisian, lanjutnya, PT HBS tidak memiliki izin dari Kemenag, tapi meskipun begitu dirinya pernah umrah lewat PT HBS, meski PT HBS sendiri ternyata menggunakan pihak ketiga.
"Ini yang kedua kalinya saya menggunakan travel PT HBS dengan biaya Rp18,6 juta. Namun belum sempat berangkat yang kedua kali, tapi sudah bermasalah," katanya.
Sementara itu, kuasa hukum jemaah, Muhammad Iskandar SH mengatakan, mereka datang ke Polda Sumsel untuk menyerahkan barang bukti penyetoran kuitansi pembayaran umrah. "Juga surat perjanjian yang isinya jemaah akan diberangkatkan pada akhir Mei lalu," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, tersangka Faorita diringkus pada Rabu (20/6) pukul 03.30 dini hari WIB di rumah kontrakannya di Cipasung, Jabar. Saat ini sudah ditahan di Rutan Polda Sumsel.
Sejumlah barang bukti diamankan. Yaitu satu bundel kuitansi Mei 2018 dan umrah Ramadan 2018. Dua buku catatan keuangan untuk April-Mei 2018. Satu berkas program perjalanan umroh untuk 16-30 Mei 2018.
Selanjutnya buku tabungan Bank Mandiri atas nama PT Hasanah Barokah Sriwijaya dan Varita. Buku tabungan BCA atas nama Varita dan Afrita. Juga buku tabungan BNI, BRI Britama, dan Bank Sumsel Babel atas nama Faorita.
Juga diamankan 2 unit CPU, ratusan lembar uang seperti berbentuk dolar Amerika dan riyal Arab Saudi. Empat buah kartu ATM, lima unit handphone di antaranya merek Nokia, Phillip, dan Hammers. Juga dua buah kartu NPWP atas nama tersangka dan PT Hasanah Barokah Sriwijaya.
Tersangka ini juga memalsukan identitas untuk membuka rekening. KTP-nya ada 6 dengan NIK berbeda. Ada nama Faorita, Varita, Afrita, Nurita, dan Rita Hasanah. Tersangka dijerat dengan pasal 3, pasal 4 UU RI No.8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), serta pasal 372 dan pasal 378 KUHP.
Polda Sumsel masih terus menyelidiki kasus penipuan travel umroh dan haji plus dengan tersangka Faorita, 47, sang direktris PT Hasanah Barokah Sriwijaya (HBS).
- Polda Sumsel & Kejaksaan Berkoordinasi di Kasus Penganiayaan Dokter Koas
- Remaja Tewas di Palembang Ternyata Diracun dengan Potas, Pelakunya Tak Disangka
- Polrestabes Palembang Berhasil Ungkap Kasus Pembunuhan Bermotif Minum Jamu
- Penganiaya Dokter Koas Ternyata Honorer BPJN Sumsel, Statusnya Belum Dipecat
- Remaja 13 Tahun Tewas Diduga Setelah Minum Jamu, Polisi Lakukan Penyelidikan
- Libur Nataru 2025, Penumpang di Bandara SMB II Palembang Diprediksi Naik 5 Persen