Tersembunyi Tapi Terlihat Nyata
"Semakin banyak yang kita lakukan, kita semakin merasa tidak mau gagal."
"Jadi kita bertahan, tidak berani untuk bicara, [berharap] mencapai mimpi kami tinggal di Australia."
"Tak ada yang tahu kami kerja tanpa dibayar, majikan kami yang punya kekuatan untuk memutuskan nasib kami, bukan Pemerintah Australia."
Tapi dalam dua tahun terakhir, selama pandemi COVID-19, semakin sulit bagi Maddy dan James untuk mewujudkan mimpinya.
"Kita kehilangan uang, harapan, kesehatan, dan bahkan kita tak bisa kembali ke Tiongkok," ujarnya.
"Keluarga kami di Tiongkok berpikir kita punya kehidupan yang baik di Australia," ujarnya.
Namun dalam pengecekan rutin yang dilakukan petugas dari Australian Border Force (ABF) awal tahun ini, pasangan ini mengatakan jika mereka sedang menyelidiki pihak hotel.
Setelah kehilangan uang sebanyak ribuan dolar dan tahu jika jalan mereka menuju status 'permanent residency' (PR) belum tentu bisa tercapai, mereka meninggalkan hotel tersebut.
Dengan mimpi bisa menetap di Australia, banyak pendatang baru menerima perlakuan eksploitasi dari majikan
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo