Terungkap, Donald Trump 10 Kali Berusaha Halangi Penyelidikan Jaksa

jpnn.com, WASHINGTON - Kementerian Kehakiman AS merilis laporan Jaksa Khusus Robert Mueller terkait kasus kolusi kubu Presiden AS Donald Trump dengan Rusia pada Kamis (18/4) waktu setempat.
Laporan dari 22 bulan penyelidikan itu menyatakan bahwa tidak ada bukti kuat tentang kolusi antara tim kampanye Trump dan Kremlin. Namun, bukan berarti Trump bebas dari semua tuduhan.
Dalam laporan tersebut, Jaksa Agung AS William Barr hanya merilis sebagian dari laporan asli. Sebanyak 12 kasus sengaja dihilangkan oleh kementerian. Namun, laporan tersebut memberi pesan yang cukup tegas dari Mueller bahwa Trump tidak melakukan tindakan kriminal.
Menurut dia, tim kampanye tahu bahwa mereka akan diuntungkan jika tindakan ilegal Rusia untuk meretas e-mail Hillary Clinton berhasil. Namun, mereka pada akhirnya memutuskan untuk tak ikut campur atau membantu aksi kriminal tersebut.
"Kami tidak menemukan bukti bahwa tim kampanye bersekongkol atau berkoordinasi dengan pemerintah Rusia terkait intervensi pemilu," ungkap Mueller dalam laporan yang dilansir CNN.
BACA JUGA: Terungkap, Donald Trump Tak Mau Palestina Merdeka
Namun, Mueller menegaskan bahwa dirinya tak bisa membersihkan nama ayah Ivanka Trump itu terkait upaya menghalangi penyelidikan. Dia menyebutkan, setidaknya ada 10 insiden di mana presiden berusaha menghalangi kerja jaksa khusus.
Trump bahkan sempat meminta kepada kuasa hukum Gedung Putih Don McGahn untuk mencabut jabatan Mueller. Hanya, permintaannya tak pernah digubris. Sehingga, dia tak sampai masuk ke ranah pelanggaran hukum.
Kementerian Kehakiman AS merilis laporan Jaksa Khusus Robert Mueller terkait kasus kolusi kubu Presiden AS Donald Trump dengan Rusia pada Kamis (18/4) waktu setempat.
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Luhut Sebut Kebijakan Donald Trump Bisa jadi Peluang Indonesia
- Karambol Madinah
- Rabi Yahudi Sebut Trump Dipilih Tuhan untuk Tegakkan Keadilan & Memerangi Islam Radikal
- Kecam Trump, PM Spanyol: Tak Ada Real Estat Bisa Menutupi Kejahatan terhadap Kemanusiaan di Gaza
- Presiden Mahmoud Abbas Tegas, Tolak Seruan Pengusiran Warga Palestina dari Gaza