Terungkap! Ini Alasan Jemaah Indonesia Pindah ke Jalur Maut Tragedi Mina
jpnn.com - MAKKAH - Hingga Senin (28/9) malam, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi sudah mengidentifikasi 41 jemaah calon haji Indonesia meninggal karena Tragedi Mina.
Tiga di antaranya berasal dari Kelompok Terbang (Kloter) 10 Embarkasi Hasanuddin (UPG), yang merupakan gabungan jemaah dari Sulawesi Barat yakni Majene, Polewali Mandar dan Mamasa.
Selama ini beredar informasi bahwa jalur 204 (tempat di mana terjadinya insiden maut saat hendak menuju jamarat), bukan jalur yang biasa digunakan jemaah Indonesia, adalah kabar yang benar. Namun mengapa masih banyak korban asal Indonesia?
Kepada salah satu media yang berbasis di Sulbar, Arajang, Ketua Komisi IV DPRD Sulbar, Abd Rahim mengungkap alasan berjatuhannya korban dari Indonesia. Rahim sendiri merupakan anggota Kloter 10 UPG.
Dia menjelaskan, rombongannya seharusnya melalui jalur King Fahd, yang lazim digunakan jemaah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Namun dalam perjalanan, jalur tersebut sedang diblokade polisi Arab Saudi.
Setelah terjadi pemblokadean, jemaah kloter 10 UPG diarahkan ke jalur 204. Hal itulah yang membuat jemaah kloter 10 UPG berjubel dengan orang Afrika, Turki, Iran dan seterusnya di tempat terjadinya Tragedi Mina 2015.
"Terlepas dari takdir yang Allah, telah terjadi situasi seperti itu (perpindahan jalur)," kata Rahim via BlackBerry Messenger (BBM), Senin (28/9).
Rahim juga mengungkap, pernyataan Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat yang menyatakan jemaah calon haji Indonesia keluar jalur saat perjalanan menuju Jamarat (tempat pelontaran), tidak salah.
MAKKAH - Hingga Senin (28/9) malam, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi sudah mengidentifikasi 41 jemaah calon haji Indonesia
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap