Terungkap Lagi, Modus Perdagangan Keperawanan di Manado

Korban Jual Rp 2 Juta, Penghubung Tawarkan Rp 50 Juta

Terungkap Lagi, Modus Perdagangan Keperawanan di Manado
Terungkap Lagi, Modus Perdagangan Keperawanan di Manado

Menurut Kasatreskrim Poltabes Manado Kompol Ribut Hari Wibowo, kasus yang menjerat ketiganya adalah penjualan keperawanan. ''Ada dua korbannya. Tapi, satu di antaranya bisa diselamatkan dan masih perawan,'' kata mantan Kapolsek Wonokromo Surabaya tersebut. Dua korban itu masih berumur belasan tahun. Mereka, sebut saja bernama Noni, 15, dan Lina, 16.

Ribut menceritakan, keperawanan Noni hendak dijual Rp 50 juta kepada seorang pria hidung belang di Jakarta. ''Meski sudah ada transaksi, untung saja keperawanannya tak sampai hilang," tutur perwira dengan satu mawar di pundak tersebut.

Dia lantas menceritakan kisah kelam dua ABG itu. Awalnya, pasutri Cliff-Sicil didatangi Noni dan Lina. Versi Cliff, kedua gadis protholan SMP tersebut mendatangi dirinya untuk minta tolong. ''Mereka mengaku kesulitan uang. Katanya untuk bayar SPP-lah dan semacamnya,'' aku Cliff kepada Jawa Pos.

Cliff menambahkan, saat itu Noni sendiri yang ingin menjual keperawanannya seharga Rp 2 juta. Pasutri ini kemudian mengenalkannya kepada Monita Wangkouw. Nama terakhir itu adalah PSK freelance di Jakarta. Kendati masih berusia 25 tahun, Monita sudah punya jam terbang tinggi di Jakarta. ''Sudah sepuluh tahun saya merantau di Jakarta,'' aku wanita bertubuh subur itu kepada Jawa Pos.

Polisi di jajaran Poltabes Manado, Sulawesi Utara, sering menangani kasus women trafficking. Di antara modusnya: menjual keperawanan. Paling gres,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News