Terungkap Peran Mayjen TNI Farid Makruf Membebaskan Lahan Mandalika, Ada Preman
Farid harus berkomunikasi dengan banyak kelompok. Pemilik tanah terpecah dalam banyak grup
Salah satu yang paling keras dipimpin seorang pengacara. Mereka membawa dokumen tanah yang mereka bilang amat kuat. Farid memeriksa dokumen itu karena mencurigai sesuatu.
"Dokumen diserahkan ke polisi: untuk diperiksa di lab. Benar. Dokumen itu palsu. Kelompok paling keras pun seperti terong direbus," tulisan Dahlan.
Selanjutnya, Farid sering diundang rapat ke Jakarta. Dia seorang kolonel, tetapi rapatnya dengan para menteri: Menko Luhut Panjaitan, Menkeu Sri Mulyani, Menteri Agraria Sofyan Djalil, dan para pejabat tinggi di pusat.
Pembicaraan pun sampai tahap berapa rakyat harus diganti rugi. Yang diinginkan rakyat, ternyata sebenarnya tidak setinggi yang disuarakan selama ini.
"Itulah yang sebenarnya membuat rumit: terlalu banyak gorengan. Banyak pejabat yang ikut pasang wajan," lanjut Dahlan.
Singkat cerita, Farid berhasil menjalankan tugasnya. Ganti rugi disepakati. Pusat menyediakan uangnya. Ganti rugi pun dibayarkan.
Disebutkan bahwa rakyat Mandalika senang bukan main atas pembebasan lahan itu. Saking senangnya, mereka datang ke markas Korem. Membawa bungkusan. Isinya uang. Rp 200 juta.