Terungkap, Software Israel Dipakai Memata-matai Puluhan Pejabat Negara

jpnn.com, WASHINGTON - Pejabat senior di sejumlah negara sekutu Amerika Serikat jadi korban software peretas produksi perusahaan Israel, NSO Group. Software tersebut memanfaatkan celah di aplikasi WhatsApp untuk mengambil kendali handphone (HP) penggunanya.
Diberitakan Reuters, Kamis (31/10), para korban adalah pejabat sipil dan militer dari 20 negara di lima benua. Termasuk di antaranya, pejabat Uni Emirat Arab, Bahrain, Meksiko, Pakistan dan India.
Sejauh ini belum ada informasi mengenai identitas klien NSO yang menarget para elite itu. Namun, perusahaan yang bermarkas di Herzliyya itu mengaku hanya menjual produknya kepada pemerintah yang sah.
Untuk diketahui, WhatsApp telah menggugat NSO Group terkait peretasan ini pada Selasa (29/10) lalu. Anak perusahaan Facebook Inc itu menuding NSO memproduksi dan menjual software peretas yang telah membobol telepon milik 1.400 pengguna WhatsApp.
NSO telah membantah tudingan WhatsApp tersebut. Perusahaan yang berdiri pada 2010 lalu itu mengklaim software peretas mereka hanya digunakan untuk menangkap teroris dan kriminal.
Namun, grup riset yang bekerja sama dengan WhatsApp menemukan bahwa software NSO dipakai untuk memata-matai aktivis dan jurnalis di sejumlah negara otoriter. Puluhan jurnalis juga jadi korban peranti lunak tersebut.
"Bukan rahasia lagi, banyak teknologi yang diklaim membantu penegakan hukum tetapi sebenarnya dipakai untuk spionase politik," ujar John Scott-Railton dari CitizenLab. (reuters/dil/jpnn)
Pejabat senior di sejumlah negara sekutu Amerika Serikat jadi korban software peretas produksi perusahaan Israel, NSO Group. Software tersebut memanfaatkan celah di aplikasi WhatsApp
Redaktur & Reporter : Adil
- WhatsApp Rilis Fitur Baru Untuk Paket Stiker
- WhatsApp Tambah Fitur Baru di Layanan Chat Hingga Video Call
- TASPEN Imbau Seluruh Peserta Lindungi Data Pribadi dengan Segera Lakukan Ini
- WhatsApp Mengembangkan Fitur Opsi Penyimpanan Gambar dan Video
- WhatsApp Makin Seru Lewat Fitur Musik di Status
- Pendiri Telegram Ejek WhatsApp, Ini Katanya