Terungkap, Trump Paksa Pengacaranya Bohongi Kongres
jpnn.com, WASHINGTON - Sebagai presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump punya banyak masalah. Namun, tidak ada masalah yang lebih pelik dari Michael Cohen. Kini isu yang melanda penguasa Gedung Putih itu bukan sekadar soal politik atau SARA, melainkan kriminal.
Trump pernah melontarkan ancaman terhadap Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Dia juga pernah melecehkan negara-negara di Benua Afrika dengan istilah shithole (lubang kakus).
Dalam sebuah kesempatan, dia keceplosan soal hobi melecehkan perempuan. Bukan hanya itu. Dia juga membuat AS mengalami shutdown parsial terlama sepanjang sejarah.
Namun, semua itu tidak membuat Trump berubah. Kecuali, Cohen. Mantan pengacara pribadi suami Melania tersebut membuat Trump kelabakan dengan mengakui semua dakwaan pada akhir tahun lalu. Dia bahkan telah dijatuhi vonis tiga tahun penjara karena terlibat dalam kolusi tim kampanye Trump dan Rusia dalam merekayasa Pilpres 2016.
BACA JUGA: Ngambek, Trump Jegal Lawatan Kongres AS ke Luar Negeri
Selain itu, Cohen mengaku telah memberikan kesaksian palsu. Itu pula yang kini sedang menjadi buah bibir publik AS. BuzzFeed News melaporkan bahwa Cohen memberikan keterangan yang tidak benar di hadapan Kongres AS tentang proyek realestat Trump di Moskow, Rusia.
Kamis malam (17/1) media itu menyebut Trump sebagai individu yang memerintah Cohen berbohong di depan Kongres AS.
Jumat malam (18/1) jaksa khusus Robert Mueller membantah keras klaim tersebut. "Laporan BuzzFeed tentang kesaksian Michael Cohen di hadapan Kongres AS tidaklah akurat," ungkap Peter Carr, juru bicara Mueller, sebagaimana dilansir The Guardian. Itu merupakan sanggahan resmi perdana Mueller sejak penyelidikan kasus dugaan kecurangan Pilpres 2016 bergulir sejak 2017.