TERUNGKAP: Ukuran Kemaluan Hitler Sangat Kecil, Penjelasan Ilmiahnya...

Selain itu, testosteron juga berperan dalam perkembangan mr p secara umum dan membantu testis jatuh ke kantung skrotum. Bila kekurangan hormon ini saat perkembangan, maka janin akan membentuk kemaluan yang kecil dan ada satu atau kedua testis yang tidak turun.
“Ini adalah kondisi yang kompleks dan terjadi bersamaan akibat kekurangan testosteron pada titik kritis dalam perkembangan janin,” kata Kramer.
Kedokteran modern sudah bisa membantu bayi yang lahir dengan kondisi tersebut. Tapi tentu saja dokter di zaman Hitler (1889 – 1945) belum bisa melakukannya.
Sayangnya memang tidak mungkin memastikan apakah Hitler memang menderita hipospadia atau mikropenis. Walau begitu, menurut Kramer tak mengejutkan jika Hilter memiliki kadar testosteron yang rendah. Itu terlihat dari wajah Hilter yang bersih dari rambut, kecuali kumis kecilnya.
Hitler juga memiliki perawakan yang kecil dan tidak diketahui apakah pernah menjalin hubungan romantis. Bukan hanya itu, menurut catatan medis Hilter diketahui mendapatkan suntikan hormon untuk mendongkrak libidonya. (livescience/ps/mas/jpnn)
MENURUT beberapa sejarawan, pemimpin Nazi Adolf Hitler bukan hanya memiliki gangguan pada testisnya, juga memiliki gangguan genital lainnya,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mengenang Paus Fransiskus, Ketum PP Muhammadiyah: Sosok Penyantun dan Humoris
- Siapa Pemegang Kendali Vatikan Sepeninggal Paus dan Bagaimana Memilih Penggantinya?
- Sede Vacante, Masa ‘Kursi Kosong’ setelah Paus Vatikan Wafat
- Setahun Sebelum Meninggal, Paus Fransiskus Sederhanakan Liturgi Pemakaman Kepausan
- Kabar Duka, Paus Fransiskus Meninggal Dunia
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina