Terungkapnya Detik-Detik Terakhir Eksekusi Mati Kartosoewirjo
Serahkan Jam Tangan Rolex dan Piyama ke Keluarga
Jumat, 07 September 2012 – 00:07 WIB
Persimpangan jalan Kartosoewirjo mulai muncul pasca-perjanjian Renville. Tapi, menurut Fadli, itu bisa dipahami. Mengingat, ketika itu tengah terjadi pergesakan ideologi yang sangat kuat antara kubu nasionalis, Islam, dan komunis.
"Sosok seorang Kartosoewirjo memiliki kekuatan dan kelemahan. Kalaupun pada akhirnya ada perbedaan, ini yang perlu diperjelas," tuturnya.
Kartosoewirjo ditangkap TNI pada 4 Juni 1962. Berlanjut dengan sidang selama tiga hari pada 14-16 Agustus di Mahkamah Angkatan Darat. Kartosoewirjo dituduh melakukan tiga kejahatan politik. Pertama, memimpin dan mengatur penyerangan untuk merobohkan pemerintahan yang sah. Kedua, memberontak terhadap republik. Dan, ketiga, memerintahkan pembunuhan terhadap presiden yang mencapai puncaknya dalam peristiwa "Idul Adha".
"Kartosoewirjo mengakui tuduhan pertama. Tapi, dia tidak mengakui dua tuduhan yang lain. Sempat mengajukan grasi, tapi Bung Karno menolak," kata Fadli.
Berkat buku karya Fadli Zon ini, diketahui bahwa Kartosoewirjo dimakamkan di Pulau Ubi, bukan di Pulau Onrust seperti yang diyakini selama ini. Fadli
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408