Terungkapnya Detik-Detik Terakhir Eksekusi Mati Kartosoewirjo
Serahkan Jam Tangan Rolex dan Piyama ke Keluarga
Jumat, 07 September 2012 – 00:07 WIB

Pengunjung melihat dan mengabadikan foto eksekusi Imam DI/TII, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di sela-sela acara peluncuran buku karya Fadli Zon dan pameran 81 foto eksekusi mati Kartosoewirjo di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Rabu (05/09). Foto: Fery Pradolo/INDOPOS/JPNN
Persimpangan jalan Kartosoewirjo mulai muncul pasca-perjanjian Renville. Tapi, menurut Fadli, itu bisa dipahami. Mengingat, ketika itu tengah terjadi pergesakan ideologi yang sangat kuat antara kubu nasionalis, Islam, dan komunis.
"Sosok seorang Kartosoewirjo memiliki kekuatan dan kelemahan. Kalaupun pada akhirnya ada perbedaan, ini yang perlu diperjelas," tuturnya.
Kartosoewirjo ditangkap TNI pada 4 Juni 1962. Berlanjut dengan sidang selama tiga hari pada 14-16 Agustus di Mahkamah Angkatan Darat. Kartosoewirjo dituduh melakukan tiga kejahatan politik. Pertama, memimpin dan mengatur penyerangan untuk merobohkan pemerintahan yang sah. Kedua, memberontak terhadap republik. Dan, ketiga, memerintahkan pembunuhan terhadap presiden yang mencapai puncaknya dalam peristiwa "Idul Adha".
"Kartosoewirjo mengakui tuduhan pertama. Tapi, dia tidak mengakui dua tuduhan yang lain. Sempat mengajukan grasi, tapi Bung Karno menolak," kata Fadli.
Berkat buku karya Fadli Zon ini, diketahui bahwa Kartosoewirjo dimakamkan di Pulau Ubi, bukan di Pulau Onrust seperti yang diyakini selama ini. Fadli
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu