Terungkapnya Detik-Detik Terakhir Eksekusi Mati Kartosoewirjo
Serahkan Jam Tangan Rolex dan Piyama ke Keluarga
Jumat, 07 September 2012 – 00:07 WIB
Putra bungsu Kartosoewirjo, yakni Sardjono Kartosoewirjo, hadir dan menjadi salah satu pembicara dalam bedah buku itu. "Ketika bapak meninggal (dieksekusi, Red), umur saya lima tahun," katanya.
Karena masih kecil, Sardjono tidak diajak dalam pertemuan terakhir keluarganya dengan Kartosoewirjo. Dia sendiri menyatakan sudah tidak memiliki dendam sejarah. "Sudah terlalu lama, 50 tahun, sudah beda generasi," katanya.
Sardjono menilai, proses eksekusi mati terhadap bapaknya itu telah memenuhi prosedur standar. Saat ditanya soal ide negara Islam yang diperjuangkan Kartosoewirjo, Sardjono menjawab dengan bijak. "Bapak hidup dalam keadaan perang, kalau saya dalam keadaan damai," ujarnya. Sardjono pernah beberapa kali mengunjungi Pulau Onrust karena mengira Kartosoewirjo memang diekseksi di sana.
Di tempat yang sama, Tahmid Basuki Rahmat, putra kedua Kartosoewirjo, juga menyatakan sudah ikhlas. "Semua ini proses sunatullah. Kita tidak bisa menolak," katanya.
Berkat buku karya Fadli Zon ini, diketahui bahwa Kartosoewirjo dimakamkan di Pulau Ubi, bukan di Pulau Onrust seperti yang diyakini selama ini. Fadli
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408