Terungkapnya Intel Rusia di Amerika Serikat
Minggu, 04 Juli 2010 – 11:51 WIB

Foto Anna Chapman di akun Facebook. Foto : AP
KISAH ini bukan tentang seri film James Bond yang dibintangi Sean Connery tatkala dia harus melawan Tatiana Romanova, si supercantik yang ternyata mata-mata Rusia. Tapi, ini memang tentang mata-mata dari negeri Beruang Merah itu yang dikirim ke Amerika Serikat. Aksi yang bisa membekukan kembali hubungan hangat dua negeri tersebut. Tapi, perang dingin yang berlangsung lama tak bisa mencair begitu saja. Akhir Juni, Rusia, ternyata, tetap menempatkan hampir selusin mata-mata di Negeri Paman Sam. Sebanyak 10 mata-mata dibekuk agen FBI. Satu lagi, Christopher Metsos, masih buron setelah menghilang di Siprus.
Sejatinya, setelah Uni Soviet bubar pada 25 Desember 1991, berakhir pula Perang Dingin. Amerika Serikat (AS) dan Rusia pun mencoba berakrab-akrab dan berhangat-hangat. Tengok kemesraan Presiden Barack Obama dan Presiden Dmitry Medvedev di sela-sela konferensi G-20 di London, Inggris, 2 April 2009. Mereka merilis pernyataan bersama yang berisi kesepakatan untuk me-refresh hubungan AS dan Rusia.
Baca Juga:
Para menteri luar negeri dua negara tersebut juga bermesra-ria. Hillary Rodham Clinton dan Sergey Lavrov, pada Maret 2009, secara simbolis memencet tombol reset yang menandai kembalinya hubungan baik AS-Rusia.
Baca Juga:
KISAH ini bukan tentang seri film James Bond yang dibintangi Sean Connery tatkala dia harus melawan Tatiana Romanova, si supercantik yang ternyata
BERITA TERKAIT
- Ini Layanan Medis Bedah Robotik Canggih di Pantai Hospital Ayer Keroh
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Pesawat Delta Airlines Jatuh saat Mendarat di Toronto, Belasan Orang Terluka
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia
- Kabar Gembira, Hamas Siap Menyerahkan Kendali atas Gaza
- Rabi Yahudi Sebut Trump Dipilih Tuhan untuk Tegakkan Keadilan & Memerangi Islam Radikal