Terus Melawan, Antasari Azhar Luncurkan Buku dari Balik Penjara
Dikawal Tiga Srikandi, Mengaku Dekat Keluarga Cendana
Jumat, 16 September 2011 – 08:08 WIB

SAYANG PAPA: Andita Dianoctora Antasari Putri (kiri) bersama sang adik, Ajeng Oktarifka Antasari Putri (kanan) usai peluncuran buku karya sang ayah, Antasari Azhar, di Universitas Al Azhar, Jakarta Selatan, kemarin (15/9). Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
"Saya melihat dan yakin apa yang dikatakan dokter tentang sakit permanen. Dokter menyatakan A, Pak Harto menjawab B. Saat itu, rasa keadilan saya tersentuh. Hukum tidak berhenti pada kebenaran, tapi bermuara pada keadilan," tulisnya.
Antasari saat itu memang terlibat dalam pusaran kasus keluarga Cendana. Sebab, pada kurun 2000?2007, dia menjadi kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Bahkan, saat hendak memeriksa Soeharto, dia dipaksa Tutut (putri sulung Soeharto) untuk menandatangani surat kesediaan bertanggung jawab jika terjadi apa-apa terhadap Soeharto.
"Di situlah saya melihat dan menyaksikan. Dari rumah di Jalan Cendana, saya didampingi Tutut. Saya jemput Pak Harto, saya ketok kamarnya. Setelah saya lihat kondisi Pak Harto, nurani saya muncul," ungkapnya dalam buku tersebut.
Kedekatan dengan keluarga Cendana hanya sekelumit kisah yang dibeberkan Antasari dalam buku yang dia tulis. Buku setebal 539 halaman itu diluncurkan kemarin di hall Arifin Panigoro di Universitas Al Azhar, Jakarta Selatan. Antasari tidak hadir karena harus dibui di Lapas Kelas I Tangerang. Dia diwakili istrinya, Ida Laksmiwati, serta dua putrinya, Andita Dianoctora Antasariputri dan Ajeng Oktarifka Antasariputri.
Perlawanan mantan Ketua KPK Antasari Azhar belum berakhir. Setelah mengajukan peninjauan kembali (PK), sosok kontroversial itu akan menerbitkan sejumlah
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu