Terus Melemah, Rupiah Tembus 12.000 per USD

Terus Melemah, Rupiah Tembus 12.000 per USD
Terus Melemah, Rupiah Tembus 12.000 per USD

Tirta menegaskan, posisi rupiah yang mendekati 12.000 per USD saat ini masih dianggap wajar oleh BI karena lebih banyak dipengaruhi sentimen negatif eksternal. Apalagi, sebenarnya aliran modal ke Indonesia masih cukup tinggi.

Data BI menunjukkan, sepanjang Januari - Juni 2014, nilainya mencapai USD 12 miliar, sehingga ketersediaan valas di pasar masih cukup baik. "Jadi, BI belum perlu intervensi (ke pasar)," ucapnya.

Tirta menyebut, yang paling penting bagi BI adalah stabilitas nilai tukar rupiah. Karena itu, meskipun melemah, tapi jika pelemahannya tidak drastis, maka masih bisa diterima oleh pasar ataupun pelaku usaha. "Kalau volatilitasnya tajam, itu akan menyulitkan pelaku pasar," ujarnya.

Sebelumnya, ekonom Senior yang juga Managing Director Standard Chartered Indonesia Fauzi Ichsan mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini terjadi karena beberapa faktor.

Selain faktor eksternal yang mempengaruhi mata uang regional, juga ada faktor lain yang diperkirakan berpengaruh. "Misalnya, tekanan akibat munculnya sentimen anti (investasi) asing," katanya.

Menurut Fauzi, sentimen anti investasi asing itu dipicu oleh debat calon presiden antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo pada Minggu (15/6).

Dia menyebut, ke dua calon presiden itu secara jelas menyatakan prioritas kebijakan ekonominya adalah mendorong tumbuhnya pelaku usaha dalam negeri. "Bagi investor (asing), itu tentu kurang menguntungkan," katanya.

Sebagaimana diketahui, dalam debat calon presiden, Prabowo Subiantor berkali-kali menyebut kedaulatan ekonomi yang tidak tunduk pada kepentingan pihak luar.

JAKARTA - Tekanan terhadap rupiah belum juga mereda. Sepanjang pekan ini, rupiah sudah melemah hingga 197 poin. Bahkan, di pasar spot, rupiah sempat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News