Tes Keperawanan TNI Diprotes, Moeldoko: Terus Kenapa Masalahnya?
jpnn.com - JPNN.com JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko tidak ambil pusing dengan protes sejumlah pihak yang meminta tes keperawanan di jajarannya dihapuskan. Menurut Moeldoko, tes tersebut adalah salah satu syarat yang harus dilalui untuk masuk dalam jajaran TNI.
"Salah satu syarat ya itu. Terus kenapa masalahnya? Kalau itu untuk kebaikan, kenapa harus dikritik begitu?" ujar Moeldoko di kantor kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/5).
Moeldoko mengatakan untuk masuk TNI ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi yaitu moralitas, fisik dan nilai akademis. Tes keperawanan, kata dia, termasuk dari syarat moralitas tersebut.
"Tiga hal itulah yang jadi sandaran utama kami membentuk seorang prajurit. Mulai dari awal harus kami lihat. Morality, fisik, dan akademisnya bagus enggak," tegasnya.
Moralitas, kata dia, hanya bisa dilakukan dengan tes keperawanan tersebut. Sehingga tes tersebut tetap akan dijalankan.
Sebelumnya diberitakan, Lembaga pembela hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) mendesak agar tes keperawanan untuk perempuan calon prajurit dan calon istri anggota Tentara Nasional Indonesia dihapus.
Lembaga itu mengeluarkan hasil wawancaranya dengan sebelas perempuan yang menjadi "korban" tes keperawanan di rumah sakit militer di Bandung, Jakarta, dan Surabaya
Berdasarkan laporan HRW, semua perempuan yang mendaftar sebagai prajurit TNI dan tunangan para anggota TNI diwajibkan mengikuti tes keperawanan.
JPNN.com JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko tidak ambil pusing dengan protes sejumlah pihak yang meminta tes keperawanan di jajarannya dihapuskan.
- Sidang Korupsi Timah, Hakim Pertanyakan Penghitungan Kerugian Negara Berdasarkan IUP
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso
- Masih Ragu Transplantasi Rambut? Simak Kiat Berikut
- Ketua Umum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Anak Guru PPPK di Karanganyar jadi Korban Pemerkosaan, Sang Ibu Minta Polisi Bertindak