Tetap Berlatih meski Venue Diberondong Peluru
DI tengah desingan peluru, pembinaan olahraga di Palestina dan Syria tetap berjalan. Bahkan, dua negara itu aktif mengirimkan delegasi atletnya ke event-event olahraga internasional. Seperti dalam Islamic Solidarity Games (ISG) III yang berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan, saat ini.
--------------
MUHAMMAD AMJAD, Palembang
------------
Tepuk tangan penonton membahana di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Rabu (25/9) malam. Saat itu timnas sepak bola Palestina berhasil mengalahkan Indonesia 2-1.
Tepuk tangan penonton itu untuk mengapresiasi timnas Palestina yang ngotot dan pantang menyerah. Di tengah kecamuk perang, Palestina ternyata bisa meningkatkan level permainan mereka, melampaui capaian Indonesia yang nota bene negaranya relatif tenang dan lebih mapan secara ekonomi. Terlebih lagi, secara kompetisi dan finansial, Indonesia lebih baik dibanding negara Islam itu.
Menurut Younis Hussam, manajer timnas Palestina, apa yang mereka tunjukkan di ISG kali ini bisa menggambarkan bagaimana mereka membangun sepak bola.
"Kami baru beberapa tahun mulai mengembangkan sepak bola. Hasil malam ini (Rabu malam, Red) merefleksikan bagaimana keseriusan kami mengembangkan sepak bola," katanya saat ditemui sebelum meninggalkan stadion.
Younis mengakui, sejatinya masih banyak masalah yang mengganggu program pembinaan federasi sepak bola Palestina. Salah satu yang amat merisaukan adalah perang melawan Israel. Padahal, lanjut dia, Palestina memiliki banyak bibit pemain bola yang tak kalah dengan negara lain.
"Pembinaan sepak bola kami memang terhambat. Tapi, kami tidak diam. Kami terus berusaha untuk maju meski okupasi yang terjadi di negara kami cukup mengganggu," ucap warga Ramallah tersebut.
Mereka memulai pembinaan dari usia dini. Kini mereka memiliki timnas U-14, U-16, U-19, U-21, dan U-23. Tim terakhir itulah yang diterjunkan dalam ISG III di Palembang. Mereka disaring dari kompetisi-kompetisi yang digelar di setiap provinsi.
Perang juga tidak menghalangi Palestina untuk terus membangun infrastruktur olahraga. "Kami punya lapangan bagus di setiap provinsi. Rata-rata dua lapangan dengan standar tinggi. Kalau lapangan kecil, di setiap distrik ada. Kami buat kompetisi, kami pantau mereka," ucapnya.
DI tengah desingan peluru, pembinaan olahraga di Palestina dan Syria tetap berjalan. Bahkan, dua negara itu aktif mengirimkan delegasi atletnya ke
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara