Tetap Berlatih meski Venue Diberondong Peluru

Tetap Berlatih meski Venue Diberondong Peluru
Tetap Berlatih meski Venue Diberondong Peluru

"Ada atlet kami yang berlatih bersama di Jordan, Mesir, Qatar, bahkan ke Norwegia. Tapi, mereka tetap atlet Palestina. Saat kami butuhkan, mereka akan bergabung dalam tim, seperti di ISG ini," tambahnya.

Bader mengakui bahwa negara-negara Islam menunjukkan solidaritasnya dengan memberikan bantuan untuk pembinaan olahraga. Hal itu membuat POC cukup terbantu untuk terus mengembangkan olahraga di Palestina.

"Kami tak menyerah dengan apa yang terjadi di negara kami. Justru kami semakin termotivasi untuk menunjukkan bahwa kami juga bisa bersaing di olahraga. Atlet-atlet kami adalah pejuang," tandasnya.

Berapa besar dana yang dikeluarkan POC untuk memberangkatkan atlet Palestina ke ISG" Bader tak mau menyebut nominalnya. Namun, dia memastikan jumlahnya tak sebesar anggaran yang dipersiapkan Indonesia.

Dia pun kagum dengan kemampuan Indonesia menggelar ISG di Palembang. Palestina, kata Bader, belum bisa menyelenggarakan event olahraga besar seperti di Indonesia. "Indonesia hebat. Kami salut atas penyelenggaraan ISG kali ini," tuturnya.

Setali tiga uang, Syria juga mempunyai problem yang sama dengan Palestina. Mereka kini dilanda perang saudara. Meski begitu, kontingen Syria termasuk paling bersemangat mengikuti pesta olahraga empat tahun sekali itu.

"Biarlah perang terjadi, kami ingin pembinaan olahraga tetap mendapat perhatian. Jangan sampai perang menghentikan kegiatan berolahraga," tutur Ahmad Alkhutoba, pelatih cabang olahraga karate Syria.

Dia menuturkan, perang memang membuat fasilitas olahraga rusak. Itu sebabnya, dengan kondisi seadanya, atlet-atlet Syria tetap giat berlatih.

DI tengah desingan peluru, pembinaan olahraga di Palestina dan Syria tetap berjalan. Bahkan, dua negara itu aktif mengirimkan delegasi atletnya ke

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News