Teuku Chandra Adiwana, Peneliti dan Konsultan Nama-Logo
Kliennya 27 Konglomerat hingga Klub Inter Milan
Rabu, 06 Juni 2012 – 08:08 WIB

Chandra Adiwana.
Jangan sepelekan urusan nama. Salah memilih nama akibatnya bisa fatal. Setidaknya itu kesimpulan Chandra Adiwana yang menggeluti ilmu penamaan selama tiga dasawarsa.
RIDLWAN HABIB, Jakarta
BUKU itu bertitel Selamat Tinggal Indonesia. Judul yang dicetak tebal dengan tinta merah itu sekilas seperti buku terlarang atau mengandung unsur subversif.
"Jangan salah. Isinya sama sekali tidak ada ide untuk melawan pemerintah atau negara, tapi usul untuk mengganti nama Indonesia," ujar Teuku Chandra Adiwana, si penulis buku itu, saat ditemui Jawa Pos di kawasan Matraman, Jakarta Pusat, Senin (4/6) lalu.
Penampilan pria yang akrab dipanggil Chandra ini memang dandy. Sepatunya mengilat. Baju kasual dirangkap jaket kulit. Dua ponsel cerdas (smartphone) dikeluarkan dari saku, lalu ditaruh di atas meja. Sepanjang wawancara, dua gadget itu bergantian berdering dengan jeda tak sampai 10 menit. "Maaf ya, kantor saya mobile, ya lewat ponsel ini," katanya.
Jangan sepelekan urusan nama. Salah memilih nama akibatnya bisa fatal. Setidaknya itu kesimpulan Chandra Adiwana yang menggeluti ilmu penamaan selama
BERITA TERKAIT
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri