Teuku Chandra Adiwana, Peneliti dan Konsultan Nama-Logo
Kliennya 27 Konglomerat hingga Klub Inter Milan
Rabu, 06 Juni 2012 – 08:08 WIB
Chandra mencontohkan, sebuah produk teh celup yang diberi label "Sari Busuk" tidak akan laku dijual. "Juga misalnya perusahaan pelayaran kapal laut dengan label Armada Karam, tidak akan sukses," katanya.
Memang, tidak semua orang percaya hal itu. Bagi Chandra sah-sah saja. "Sudah ribuan orang yang saya bantu. Banyak di antara mereka yang sekarang jadi tokoh," ujarnya.
Salah satunya, kata Chandra, mantan Meneg BUMN Mustafa Abubakar. "Beliau bernama lahir Mustafa Abdullah, saya usulkan agar diganti Abubakar. Alhamdulillah, cocok," jelasnya.
Chandra yang pernah menjadi bendahara umum PB HMI (1983-1986) itu mengaku sekarang mempunyai klien 27 konglomerat top di Indonesia. "Sebagian merupakan pengusaha keturunan Tionghoa. Mereka sangat menghargai nama dan sangat hati-hati memilihnya," jelasnya.
Jangan sepelekan urusan nama. Salah memilih nama akibatnya bisa fatal. Setidaknya itu kesimpulan Chandra Adiwana yang menggeluti ilmu penamaan selama
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408