Tewas Ditabrak Truk, Mahasiswa Turki Pengantar Makanan di Sydney Tak Diakui Sebagai Pekerja
Mereka adalah Dede Fredy, Bijoy Paul, dan Ik Wong.
Artinya, kematian Burak tidak diakui oleh pihak Uber Eats.
Kepada ABC, perusahaan ini menyatakan, penjelasan mereka di Parlemen NSW saat itu mengacu pada "kematian di jalan raya yang melibatkan orang yang melakukan pengantaran makanan dengan Uber Eats".
Selisih waktu 10 menit
Burak Dogan bukan hanya tak diakui oleh pihak perusahaan, namun dia juga nyaris kehilangan perlindungan asuransi.
Uber Eats memperlakukan pengendaranya sebagai kontraktor independen, bukan sebagai karyawan.
Artinya mereka tidak mendapatkan akses untuk kompensasi pekerja di NSW.
Perusahaan itu berdalih mereka adalah platform pengiriman makanan pertama yang memperkenalkan asuransi gratis bagi pengendaranya.
Asuransi untuk pekerja seperti Burak mencakup tunjangan kematian sebesar $400.000 (sekitar Rp 4 miliar) yang harus dibayarkan kepada keluarganya, serta biaya pemakaman, jika meninggal di tempat kerja.
Burak Dogan masih hidup saat mengantarkan orderan pertama, mahasiswa asal Turki berusia 30 tahun itu mengendarai sepeda listrik di pusat kota Sydney, Australia.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat