Tewas Ditikam di Kedai Tuak

Tewas Ditikam di Kedai Tuak
Tewas Ditikam di Kedai Tuak
Dia menceritakan, selama ini suaminya bekerja ‘markomben’ di Tebingtinggi. Tadi siang pukul 12.00 WIB, bapak dua orang putra itu bernama Anhar (20) dan Mustafa (19) pulang ke rumah. “Sampai di rumah, suami saya tidur siang. Tapi sore harinya, teman suami saya bernama Aseng datang ke rumah. Mereka saya tinggal di rumah, karena saya pergi wiritan,” sambungnya tersenduk tangis.

“Pulang wirit saya tidak ketemu suami saya di rumah. Saya tanya anak di rumah, dibilang suami saya pergi bersama Aseng. Tak lama, saya dapat kabar suami saya ditikam,” katanya.

Mendengar itu, wanita berambut ikal ini langsung ke kedai tuak tempat suaminya ditikam. Saat itu pun, polisi dan warga sekitar membawa korban ke klinik terdekat.

“Karena klinik tak sanggup mengobatinya, suami saya dibawa ke Rumah Sakit Harapan Siantar. Tapi baru turun dari mobil, suami saya tidak bernafas lagi. Makanya langsung dibawa ke sini (kamar mayat, red),” ucapnya sambil menangis.

Menurut Sariani, suaminya Suhardi tidak pernah membuat rusuh. Orangnya pendiam, dan tidak mau ribut. Kalau minum tuak pun, tidak banyak dan tidak mau mabuk. “Akan saya suruh dia ganti nyawa suami saya. Nyawa tukar nyawa,” ujarnya.

SIANTAR- Suhardi (44) warga Kampung Baru, Kelurahan Pematang Bandar, Perdagangan, meregang nyawa setelah ditikam pemuda sekampungnya bermarga Dongoran

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News